Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpeluang menguat seiring turunnya imbal hasil obligasi AS.
Pada pukul 9.45 WIB, rupiah menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.085 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.093 per dolar AS.
"Rupiah berpotensi menguat lagi hari ini terhadap dolar AS seiring dengan terkoreksinya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell semalam bahwa target inflasi masih jauh, telah menurunkan kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan inflasi di AS yang mendorong penguatan imbal hasil obligasi.
Rencana stimulus fiskal besar AS yang akan dirilis di pertengahan Maret, lanjut Ariston, juga membantu penguatan nilai tukar terhadap dolar AS.
"Selain itu, tren penurunan kasus baru COVID-19 dan kemajuan program vaksinasi di dunia maupun di Indonesia, juga meningkatkan optimisme pasar," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.120 per dolar AS.
Pada Selasa (20/2) lalu, rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.093 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.118 per dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat setelah kesaksian Powell, pound capai tertinggi 3 tahun
Baca juga: Yuan balik melemah 99 basis poin menjadi 6,4615 terhadap dolar AS
Baca juga: Wall Street bervariasi, Nasdaq ditutup jatuh hampir 68 poin
Rupiah berpeluang menguat seiring turunnya imbal hasil obligasi AS
24 Februari 2021 10:01 WIB
Ilustrasi - Close up uang kertas Rupiah terhadap Dolar AS. ANTARA/Shutterstock/pri.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: