Jakarta (ANTARA) - Pemerintah terus berupaya menjaga pasokan vaksin COVID-19, selain impor vaksin dari beberapa negara Indonesia juga berusaha mengembangkan vaksin dalam negeri.

Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan perjalanan program vaksinasi masih sesuai rencana. Sebanyak 7 juta vaksin sudah didistribusikan.

Dia menjelaskan sesuai peta jalan, sekitar 1,45 juta tenaga kesehatan ditargetkan menerima vaksin sampai April 2021. Sedangkan masyarakat lanjut usia yang menerima vaksin ditargetkan sekitar 21,5 juta orang, kemudian petugas pelayanan publik sebanyak 16,9 juta.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 telah dilakukan kepada 1.269.905 tenaga kesehatan

Baca juga: Satgas imbau lansia periksa kesehatan sebelum vaksinasi
Ketersediaan vaksin kata dia tentunya sangat mempengaruhi kelancaran program vaksinasi dan ketersediaan juga tergantung dari kapasitas produksi produsen vaksin.

"Ketersediaan vaksin sudah kita pesan, tinggal menunggu pengiriman," kata Siti Nadia.

Siti Nadia menyebut ada empat cara memenuhi pasokan vaksin COVID-19 yakni dengan membeli vaksin jadi, membuat vaksin seperti dilakukan Biofarma dengan Sinovac, menjadi bagian dari covax facility.

"Dan mengembangkan vaksin Merah Putih," kata dia.

Saat sambutan acara Internasional Conference on Tackling the COVID-19 secara virtual, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia sangat beruntung telah mengamankan pasokan vaksin COVID-19. Dia mengatakan, saat ini negara-negara di dunia berpacu mengamankan vaksin COVID-19.

Menurut dia, Indonesia telah menjalin diplomasi untuk mendapatkan komitmen vaksin dari awal pandemi COVID-19. Sehingga, Indonesia dapat memulai program vaksinasi COVID-19 pada Januari 2021.

Baca juga: Kemenkes: Pembentukan antibodi butuh waktu pascavaksinasi dosis kedua

Baca juga: Kemenkes beberkan tahapan vaksinasi lansia dan tautan pendaftarannya