Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Manikin/Tefmo yang terletak di Desa Kuaklalo, Kecamatan Taebenu, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) selesai pada akhir 2022.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan sekaligus juru bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan ini merupakan bendungan ke lima dari rencana tujuh bendungan yang dibangun di Provinsi NTT.

"NTT merupakan daerah sulit air. Oleh karenanya kita perlu banyak bendungan sebagai tampungan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan di sepanjang musim," kata Endra dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dukung pertanian, PUPR percepat konstruksi Bendungan Manikin di NTT


Dari tujuh bendungan tersebut, dua bendungan sudah selesai dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo yaitu Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang selesai tahun 2018 dan Rotiklot di Kabupaten Belu selesai tahun 2019. Kemudian dalam waktu dekat akan diresmikan lagi Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka.

"Sedangkan yang tahap konstruksi adalah Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Bendungan Manikin/Tefmo di Kabupaten Kupang," ujar Endra.

Sumber air bendungan berasal dari Sungai Manikin dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 49,31 km2, bendungan di desain dengan Tipe Urugan Random Batu Gamping dengan Inti Tegak yang memiliki kapasitas tampung 28,20 juta m3 dan luas genangan normal 148,7 hektare.

Bendungan ini direncanakan dapat memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 310 hektare di Kabupaten Kupang dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku sebesar 700 liter/detik untuk Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,125 MW dan pengendalian banjir 531,70 meter kubik/detik.

Baca juga: Tahapan pembangunan Bendungan Manikin sudah dimulai

Endra mengatakan Bendungan Manikin/Tefmo selain dapat berfungsi sebagai pengendali banjir juga dapat di manfaatkan sebagai tempat pariwisata dimana telah direncanakan lansekap dengan arsitektur lokal khas NTT. " Selain itu bendungan ini juga akan memiliki outlet pelimpah morning glory yang di Indonesia hanya bisa kita temui di Bendungan Jatiluhur saja ," jelas Endra.

Menurut Endra, pada tahun 2021 di Bendungan Manikin/Tefmo terdapat kegiatan yang dilaksanakan dengan pola padat karya tunai untuk pekerjaan yang tidak memerlukan teknologi tinggi, alat berat dan tidak beresiko seperti pekerjaan saluran drainase, pasangan batu dan perkuatan lereng.

"Anggaran padat karya tunai berkisar Rp14 miliar yang mempekerjakan 264 orang dengan upah harian Rp100 ribu per orang dengan durasi tiga bulan," ujar Endra.

Baca juga: PP klaim membangun proyek di pedalaman Indonesia