Satgas minta pelaksana PPKM mikro perhatikan penanganan limbah medis
21 Februari 2021 14:40 WIB
Arsip Foto. Petugas bersiap melakukan proses pembakaran limbah medis dengan menggunakan mesin insinerator di fasilitas milik PT Jasa Medivest, Dawuan, Karawang, Jawa Barat, Rabu (2/9/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggunakan jasa anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana itu untuk menangani limbah limbah medis. (ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar)
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta pelaksana pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) skala mikro memperhatikan penanganan limbah medis seperti masker sekali pakai.
"Ini yang harus kita sampaikan kepada penyelenggara PPKM skala mikro. Kita mendukung pelacakan kontak, isolasi, posko desa, tapi jangan mengabaikan tata kelola limbah keluarga, limbah medis, limbah masker, yang terjadi akibat program tersebut," kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting dalam acara diskusi di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa selama PPKM limbah medis seperti masker sekali pakai yang berpotensi mengandung virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 kemungkinan meningkat. Kalau tidak ditangani dengan baik, limbah medis tersebut bisa menjadi sumber penularan virus.
Oleh karena itu, dia meminta pelaksana PPKM skala mikro seperti pemerintah desa serta pengurus lingkungan RT dan RW memberikan perhatian khusus pada pengelolaan limbah medis di wilayahnya.
"Posko desa, posko kelurahan, ini akan menjadi salah satu instrumen agar limbah-limbah yang ada di desa jangan mencemari desa, jangan menjadi sumber infeksi," katanya.
Dia menjelaskan bahwa Satuan Tugas sudah membantu penanganan limbah medis di rumah sakit di beberapa daerah dengan kasus COVID-19 tinggi yang tidak memiliki sistem pengolahan limbah berbasis kewilayahan.
Satuan Tugas, menurut dia, juga memberikan bantuan biaya operasional pengolahan limbah medis ke rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 dan mendukung peningkatan kapasitas pengolahan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Baca juga:
Virus corona bisa bertahan tujuh hari lebih di masker
Satgas minta warga disinfeksi masker habis pakai
"Ini yang harus kita sampaikan kepada penyelenggara PPKM skala mikro. Kita mendukung pelacakan kontak, isolasi, posko desa, tapi jangan mengabaikan tata kelola limbah keluarga, limbah medis, limbah masker, yang terjadi akibat program tersebut," kata Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting dalam acara diskusi di Jakarta, Minggu.
Ia mengemukakan bahwa selama PPKM limbah medis seperti masker sekali pakai yang berpotensi mengandung virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 kemungkinan meningkat. Kalau tidak ditangani dengan baik, limbah medis tersebut bisa menjadi sumber penularan virus.
Oleh karena itu, dia meminta pelaksana PPKM skala mikro seperti pemerintah desa serta pengurus lingkungan RT dan RW memberikan perhatian khusus pada pengelolaan limbah medis di wilayahnya.
"Posko desa, posko kelurahan, ini akan menjadi salah satu instrumen agar limbah-limbah yang ada di desa jangan mencemari desa, jangan menjadi sumber infeksi," katanya.
Dia menjelaskan bahwa Satuan Tugas sudah membantu penanganan limbah medis di rumah sakit di beberapa daerah dengan kasus COVID-19 tinggi yang tidak memiliki sistem pengolahan limbah berbasis kewilayahan.
Satuan Tugas, menurut dia, juga memberikan bantuan biaya operasional pengolahan limbah medis ke rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 dan mendukung peningkatan kapasitas pengolahan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
Baca juga:
Virus corona bisa bertahan tujuh hari lebih di masker
Satgas minta warga disinfeksi masker habis pakai
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: