Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyampaikan bahwa tidak ada kerugian signifikan yang dialami perseroan akibat banjir di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.

"Berdasarkan pengalaman kami, hampir tidak ada kerusakan peralatan yang signifikan dari banjir," ujar Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PLN Haryanto WS dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Sabtu.

Ia menyampaikan bahwa jika terdapat gardu yang terdampak banjir, pihaknya hanya perlu membersihkan lalu mengeringkannya sebelum dioperasikan. "Jadi, sebetulnya dari sisi material tidak signifikan," ucapnya.

Baca juga: PLN: Pemulihan listrik terdampak banjir bergantung kondisi lapangan

Menurut dia, akibat banjir ini justru masyarakat yang mengalami kerugian karena membuat aktivitas ekonominya menjadi tertahan.

"Yang menjadi kerugian adalah masyarakat karena aktivitasnya berhenti sehingga tidak produktif menghasilkan sesuatu," katanya.

Secara terpisah, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi banjir yang masih berpeluang terjadi pada Maret dan April 2021.

"Potensi banjir terutama kategori menengah masih harus diwaspadai pada Maret, namun daerah potensi banjir berkurang pada April," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal.

Herizal menjelaskan musim hujan 2020-2021 dipengaruhi dengan fenomena iklim global La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan hingga 40 persen, yang diperkirakan La Nina masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021.

Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 96 persen dari zona musim telah memasuki musim hujan.

Baca juga: PLN terjunkan 6.170 personil untuk terdampak banjir Jakarta-Jabar
Baca juga: 65 dari 337 unit gardu PLN yang terdampak banjir telah dipulihkan