Jakarta (ANTARA) - Siapa sangka jika ternyata setiap wastra atau kain tradisional memiliki cara tersendiri untuk menceritakan tentang sejarahnya?
Begitupun tentang ulos, sebagai wastra khas nusantara yang berasal dari daerah di Sumatera Utara.
Ulos terpredikasi sebagai salah satu kekayaan terbaik wastra Indonesia dari Sumatera Utara yang secara turun-temurun telah dirawat masyarakat Suku Batak dan suku lain di wilayah tersebut.
Dalam sejarahnya, ulos banyak digunakan sebagai penghangat badan oleh nenek moyang suku Batak yang hidup di kawasan pegunungan.
Bagi sebagian besar masyarakat Batak, panas matahari belumlah cukup untuk menghilangkan hawa dingin di tubuh mereka. Alhasil, ulos menjadi salah satu sumber penghangat bagi suku Batak, selain sinar matahari dan api.
Cerita wastra ulos kini berkembang tak berhenti sampai pada sekadar penghangat badan, sebab kini kain khas tersebut telah meluas sebagai sumber penghidupan dan perekonomian masyarakat setempat.
Dari ulos pulalah, masyarakat berharap perbaikan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021, ulos menjadi salah satu kekuatan tersendiri yang dipromosikan sebagai salah satu daya tarik kreatif atau artisanal.
Di sisi lain, ia menjadi salah satu penopang penting produk unggulan yang bisa diandalkan dari Sumatera Utara.
Selain itu, pelestarian kain ulos juga dianggap selaras dengan program pengembangan lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang mendukung sektor ekonomi kreatif, terutama pengrajin Ulos.
Baca juga: Menparekraf dorong pengrajin ulos berinovasi tingkatkan produksi
Pelatihan pengrajin
Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Suzana Teten Masduki, pada acara "Ngobrol tentang Kain Ulos" di Galeri Provinsi Sumatera Utara, Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu, mengatakan ulos memiliki makna budaya yang besar bagi orang Batak yang telah merawat adat istiadat penggunaan Ulos.
Dan bagi masyarakat Indonesia, ulos adalah hasil karya seni yang perlu didukung pelestariannya.
Menurut Suzana, kain ulos memiliki makna kekeluargaan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga melindungi orang lain terutama orang terdekat.
Makna kekeluargaan kain ulos dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat apalagi dalam masa pandemi ini untuk saling jaga kesehatan, jaga jarak, menggunakan masker, dan rajin cuci tangan.
Dekranas secara khusus sudah mendesain program untuk membantu para pelaku UMKM agar mampu bertahan dan beradaptasi di tengah pandemi. Program pertama adalah yang berkenaan dengan pelatihan, yang meliputi pelatihan terkait kewirausahaan, peningkatan peran UMKM dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, General Business Plan, Marketplace, produk dan jasa Bank, hingga kisah sukses, dan ekonomi kreatif.
Pelatihan-pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyelaraskan dengan strategi penguatan lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang digagas pemerintah. Tentunya, dilaksanakan dengan sepenuhnya patuh pada protokol kesehatan.
Kelima Destinasi Wisata Super Prioritas tersebut adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Likupang (Sulawesi Utara), dan Borobudur (Jawa Tengah).
Pelatihan sudah dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo), dan Kabupaten Minahasa Utara (Likupang).
Program kedua yang telah diselenggarakan Dekranas adalah Cerita Wastra, yaitu lomba foto dan narasi Wastra Indonesia melalui media sosial (Instagram).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 1.600 peserta dari seluruh Indonesia, serta memperebutkan total hadiah uang tunai senilai Rp20,5 juta.
Baca juga: Menteri Ketenagakerjaan bangga kaum ibu jadi perajin ulos
Kompetisi Cerita
Demi promosi wastra ulos berlanjat berkelanjutan, Dekranas telah bertekad siap memberikan pelatihan dan vokasi sebagai rangkaian pelatihan kewirausahaan dan manajemen usaha UMKM akan diperkuat.
Kegiatan ini digelar dengan tujuan meningkatnya kualitas SDM UMKM yang akan menopang kawasan Destinasi Wisata Super Prioritas termasuk di kawasan penghasil ulos yakni Danau Toba.
Bentuk kegiatan antara lain meliputi rangkaian pelatihan SDM UMKM penunjang daerah pariwisata untuk mengembangkan kreativitas produk dan tata kelola usaha.
Selain itu, pelaksanaan program Cerita Wastra 2021 akan diperluas dengan kompetisi Cerita Wastra tingkat provinsi (Dekranasda) dan pembuatan film dokumenter pengrajin Wastra khususnya di daerah destinasi super prioritas.
Program ini telah juga sinergikan dengan Dekranasda di 34 provinsi di Indonesia untuk dapat melakukan kompetisi Cerita Wastra pada tingkat provinsi.
Dekranas bekerja sama dengan instansi lainnya antara lain dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama untuk aspek sejarah dan budaya dari Wastra masing-masing daerah.
Dengan begitu, mereka bukan hanya membantu para pengrajin, melainkan juga melestarikan budaya nusantara.
Baca juga: Dukung KSPN Danau Toba, Kementerian PUPR tata Kampung Ulos Samosir
Sementara situs web sebagai platform agar masyarakat luas dapat mengakses informasi mengenai Wastra Nusantara, juga sedang dalam proses dan akan segera diluncurkan.
Presiden Joko Widodo saat peluncuran Beli Kreatif Danau Toba secara khusus menyebut kain ulos sebagai satau produk yang paling bisa diunggulkan dari Sumut di samping kopi sidikalang yang sudah sangat tersohor.
Menurut Presiden, para pelaku kreatif dan UMKM Danau Toba sudah sangat dikenal misal dengan artisan ulos yang sudah mendunia dan kopi sidikalang yang sangat populer.
Kepala Negara tak berhenti mengagumi kawasan yang cantik itu dengan bentangan danau vulkanik, paduan pariwisata, dan hasil karya ekonomi kreatif yang layak digaungkan ke seluruh penjuru nusantara hingga dunia.
Dan ke depan diharapkan akan mampu membangkikan ekonomi Indonesia lewat Indonesia digital.
Presiden Jokowi pun sangat bangga saat secara resmi meluncurkan kampanye Beli Kreatif Danau Toba. Terlebih karena kampanye ini akan dilengkapi dengan edukasi dan pendampingan bagi para pelaku kreatif dan UMKM untuk bisa benar-benar maju di industri digital, bukan hanya bisa sekadar ‘onboarding’ di marketplace.
Memang sudah waktunya pariwisata Indonesia bangkit dan tumbuh seiring ekonomi kreatif di dalamnya. Sebagaimana Danau Toba dengan kain ulos yang didorong dalam kemasan Gernas BBI 2021, semua berharap ada solusi perbaikan ekonomi dari trauma dan kesulitan akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Tenun ulos masih jadi produk unggulan di Tapanuli Utara
Artikel
Cerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021
Oleh Hanni Sofia
20 Februari 2021 20:22 WIB
Cerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021 (Humas Kemenkop)
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: