Jakarta (ANTARA) - Seorang warga Cipinang Melayu, Dwiyanto (30) menilai keberadaan galian tanah mempercepat banjir di kawasan Jakarta Timur itu surut usai dilanda hujan ekstrem pada Sabtu dini hari.

Banjir di sebagian wilayah Kampung Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, lebih cepat surut, Sabtu, lantaran terbantu oleh keberadaan proyek konstruksi galian tanah yang membuat air luapan Sungai Sunter meluncur ke dalamnya.

"Proyek galian ini cukup besar sepertinya untuk jalur kereta. Sejak semalam hujan, airnya meluncur ke dalam lubang galian seperti air terjun," kata Dwiyanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

ANTARA sempat meninjau lokasi galian tanah yang terletak di antara RT07 dan RT09 RW12 Cipinang Melayu tersebut, terdapat lubang berdiameter relatif besar.

Air limpasan Kali Sunter yang menerjang rumah warga di sekitar lingkungan setempat meluncur dengan deras ke bagian dalam lubang.
Proyek galian tanah di RW12 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, mempercepat proses pengurutan banjir yang melanda kawasan setempat akibat luapan Kali Sunter, Sabtu (20/2/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)


Sejumlah alat konstruksi berupa pembatas area proyek tampak tertulis nama perusahaan kontraktor PT Wika di beberapa bagian seng penghalang.

Dwiyanto menyebutkan lubang tersebut sudah setahun terakhir dipersiapkan sebagai jalur Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang menghubungkan Cipinang Melayu tembus ke kawasan Radar, Kecamatan Rawamangun Kota Bekasi sepanjang sekitar satu kilometer.

Berkat galian tanah tersebut, kata Dwiyanto, banjir di sekitar RT08 dan RT09 RW12 Cipinang Melayu lebih cepat surut. Bahkan banjir yang biasanya mencapai ketinggian dada orang dewasa, kali ini hanya sampai semata kaki orang dewasa.
Warga melintas di genangan air RT09 RW12, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)

"Sekarang palingan sekitar mata kaki. Airnya stabil di ketinggian sekitar 15 sentimeter karena banyak yang mengarah ke dalam lubang galian itu," katanya.

Banjir di RW12 tampak lebih rendah permukaan airnya bila dibandingkan dengan sejumlah RW lain di sekitar. Misalnya di RW04 yang mencapai ketinggian berkisar 3-4 meter.

Banjir di wilayah itu terakhir kali terjadi pada awal 2020. Beberapa kali terjadi luapan Kali Sunter, wilayah RW12 kerap kali luput dari terjangan air.

"Di sini biasanya jarang terjadi banjir sejak Waduk Tiu di Pondok Ranggon selesai dibuat dan efektif menampung air hujan dari hulu Kali Sunter. Mungkin ada pengaruh dari Waduk Tiu juga selain galian lubang ini," tutur Dwiyanto.

Sementara itu pihak KCIC yang dikonfirmasi terkait dampak dari banjir tersebut, belum memberikan pernyataan hingga tenggat pengiriman berita ke meja sunting redaksi.

Baca juga: Ini dua lokasi pengungsian untuk korban banjir Benhil Jakarta Pusat
Baca juga: Aktivis sebut jangan salahkan airnya kalau Jakarta banjir
Baca juga: Damkar kerahkan 20 pompa sedot banjir di Cipinang Melayu