Menkes: Vaksin mandiri untuk percepat program vaksinasi
20 Februari 2021 16:14 WIB
Tangkapan layar - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berbicara dalam konferensi pers Satgas COVID-19, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). ANTARA/Katriana/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa tujuan utama program vaksin COVID-19 secara mandiri atau gotong royong adalah untuk mempercepat program vaksinasi COVID-19 secara nasional sehingga bisa mempercepat upaya mewujudkan kekebalan kelompok.
"Bahwa vaksin itu diberikan gratis ke seluruh masyarakat Indonesia oleh pemerintah. Merupakan hak mereka. Jadi walaupun ada program vaksin gotong royong (vaksin mandiri), ini tidak menghilangkan hak mereka untuk mendapat vaksin gratis," kata Menkes Budi dalam konferensi pers Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 secara virtual, Jakarta, Sabtu.
Menkes menjelaskan, prinsip lainnya yang mendasari program vaksinasi mandiri adalah bahwa vaksin gotong royong tersebut menjadi bagian dari kerja sama antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan lain, termasuk pihak swasta untuk bisa melakukan percepatan program vaksinasi.
"Karena kita juga sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang pasti yang menyatakan berapa lama vaksin ini bisa memberi kekebalan tubuh. Artinya semakin cepat, semakin baik. Jangan sampe nanti kekebalan tubuhnya selesai tetapi program vaksinasinya belum selesai. Jadi makin cepat adalah makin baik," ujar Menkes.
Baca juga: Peneliti Indef: Vaksin mandiri perusahaan percepat program vaksinasi
Baca juga: Peneliti: Program vaksinasi mandiri harus lindungi data pribadi
Dengan tujuan percepatan itu, Menkes berharap masyarakat tidak membuat persepsi bahwa yang kaya akan lebih dahulu mendapatkan vaksin. Menkes memastikan bahwa program vaksinasi COVID-19 secara mandiri dilakukan semata-mata untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 nasional, sehingga kekebalan kelompok dapat segera tercapai.
Dengan tercapainya kekebalan kelompok tersebut, Menkes berharap wabah COVID-19 di Indonesia dapat segera diatasi.
"Dengan demikian, konsepnya lebih banyak bahwa kita mengajak, membangun mekanisme gotong royong, di mana semua stakeholder membantu vaksinasi bagi seluruh rakyat di negara yang bersangkutan," katanya.
Baca juga: DPR bahas vaksinasi mandiri hingga rumah sakit internasional di Kepri
Baca juga: Komisi IX DPR: masih banyak warga enggan divaksin COVID-19
Untuk dapat menyelesaikan pandemi COVID-19, pemerintah, kata Menkes, tidak mungkin melakukannya sendiri secara eksklusif, tapi harus secara inklusif. Untuk itu ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk membangun gerakan untuk bisa melakukan vaksinasi bersama-sama.
"Untuk mencapai hal itu, partisipasi aktif masyarakat, seluruh modal sosial yang ada di masyarakat harus kita manfaatkan. Karena memang budaya masyarakat Indonesia adalah suka memberi, suka bergotong royong dan itu merupakan salah satu kekuatan bangsa kita," demikian kata Menkes lebih lanjut.
Baca juga: Freeport tunggu persetujuan Kemenkes lakukan vaksinasi mandiri
Baca juga: Kadin data perusahaan yang akan ikut program vaksinasi mandiri
"Bahwa vaksin itu diberikan gratis ke seluruh masyarakat Indonesia oleh pemerintah. Merupakan hak mereka. Jadi walaupun ada program vaksin gotong royong (vaksin mandiri), ini tidak menghilangkan hak mereka untuk mendapat vaksin gratis," kata Menkes Budi dalam konferensi pers Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 secara virtual, Jakarta, Sabtu.
Menkes menjelaskan, prinsip lainnya yang mendasari program vaksinasi mandiri adalah bahwa vaksin gotong royong tersebut menjadi bagian dari kerja sama antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan lain, termasuk pihak swasta untuk bisa melakukan percepatan program vaksinasi.
"Karena kita juga sampai sekarang belum ada bukti ilmiah yang pasti yang menyatakan berapa lama vaksin ini bisa memberi kekebalan tubuh. Artinya semakin cepat, semakin baik. Jangan sampe nanti kekebalan tubuhnya selesai tetapi program vaksinasinya belum selesai. Jadi makin cepat adalah makin baik," ujar Menkes.
Baca juga: Peneliti Indef: Vaksin mandiri perusahaan percepat program vaksinasi
Baca juga: Peneliti: Program vaksinasi mandiri harus lindungi data pribadi
Dengan tujuan percepatan itu, Menkes berharap masyarakat tidak membuat persepsi bahwa yang kaya akan lebih dahulu mendapatkan vaksin. Menkes memastikan bahwa program vaksinasi COVID-19 secara mandiri dilakukan semata-mata untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 nasional, sehingga kekebalan kelompok dapat segera tercapai.
Dengan tercapainya kekebalan kelompok tersebut, Menkes berharap wabah COVID-19 di Indonesia dapat segera diatasi.
"Dengan demikian, konsepnya lebih banyak bahwa kita mengajak, membangun mekanisme gotong royong, di mana semua stakeholder membantu vaksinasi bagi seluruh rakyat di negara yang bersangkutan," katanya.
Baca juga: DPR bahas vaksinasi mandiri hingga rumah sakit internasional di Kepri
Baca juga: Komisi IX DPR: masih banyak warga enggan divaksin COVID-19
Untuk dapat menyelesaikan pandemi COVID-19, pemerintah, kata Menkes, tidak mungkin melakukannya sendiri secara eksklusif, tapi harus secara inklusif. Untuk itu ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk membangun gerakan untuk bisa melakukan vaksinasi bersama-sama.
"Untuk mencapai hal itu, partisipasi aktif masyarakat, seluruh modal sosial yang ada di masyarakat harus kita manfaatkan. Karena memang budaya masyarakat Indonesia adalah suka memberi, suka bergotong royong dan itu merupakan salah satu kekuatan bangsa kita," demikian kata Menkes lebih lanjut.
Baca juga: Freeport tunggu persetujuan Kemenkes lakukan vaksinasi mandiri
Baca juga: Kadin data perusahaan yang akan ikut program vaksinasi mandiri
Pewarta: Katriana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: