Jakarta (ANTARA) - Manufaktur otomotif China, Geely bermitra dengan Concordium Foundation untuk menggarap bisnis blockchain yang melayani berbagai lini industri, termasuk teknologi digital dan otomotif, menggunakan platform teknologi DApps.
Dilansir laman Economic Times, Sabtu, Geely yang menaungi merek Swedia Volvo akan mengendalikan saham perusahaan patungan itu dengan kepemilikan 80 persen, sedangkan 20 persen sisanya milik Concordium. Namun bisnis blockchain itu akan dikelola langsung oleh kedua perusahaan tersebut.
"Mampu memanfaatkan teknologi blockchain kelas dunia dari Concordium akan menetapkan standar baru untuk industri infrastruktur yang dilandasi teknologi blockchain," kata CEO Zhejiang Geely Holding Group, Daniel Donghui Li, Sabtu.
Geely berharap perusahaan baru itu dapat segera beroperasi tahun ini, dan mereka ingin mempelopori sebuah aliansi baru yang menggabungkan otomotif dengan teknologi blockchain.
Secara teknis, perusahaan patungan itu akan menyediakan model bisnis blockchain untuk pelanggan di berbagai bidang industri, serta meliputi berbagai aspek teknologi, termasuk digital identity dan privacy enhancement technologies.
"Concordium gembira dengan usaha patungan ini, yang memungkinkan kami memberdayakan klien di China untuk menjalankan salah satu teknologi blockchain terkemuka di dunia, serta mendapatkan sinergi dari salah satu perusahaan terkemuka di China di sektor teknologi yang bergerak cepat, untuk pengembangan masa depan dari Concordium,” kata Lars Seier Christensen, pimpinan Concordium Foundation.
Baca juga: Baidu gandeng Geely produksi mobil listrik cerdas
Baca juga: Geely dan Tencent bangun teknologi kokpit mobil pintar
Baca juga: Daimler dan Geely sepakat kembangkan mesin bersama-sama
Geely terjun ke bisnis blockchain
20 Februari 2021 10:25 WIB
Geely ICON yang bisa dikontrol dari smartphone. ANTARA/Geely.
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Tags: