New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan Nasdaq jatuh ditutup di bawah 14.000 poin sementara S&P 500 sedikit berubah, karena investor keluar dari saham sektor teknologi dan kekhawatiran tentang inflasi menambah beberapa tekanan pada saham.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 90,27 poin atau 0,29 persen, menjadi ditutup di 31.613,02 poin. Indeks S&P 500 turun tipis 1,26 poin atau 0,03 persen, menjadi menetap di 3.931,33 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 82,00 poin atau 0,58 persen, menjadi berakhir di 13.965,49 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan energi terangkat 1,45 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor teknologi tergelincir 1,03 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Baca juga: Wall Street beragam, indeks Dow catat rekor penutupan tertinggi

Dow Jones Industrial Average naik dibantu oleh keuntungan saham Verizon Communications Inc dan Chevron Corp. Saham-saham tersebut menguat setelah Berkshire Hathaway Inc dari Warren Buffett mengungkapkan investasi besar di perusahaan-perusahaan tersebut pada Selasa (16/2/2021). Saham Verizon melonjak 5,2 persen dan saham Chevron naik 3,0 persen.

Saham-saham teknologi memimpin kerugian pada S&P 500 dan Nasdaq. Apple Inc, PayPal Holdings Inc dan Nvidia Corp membebani kedua indeks tersebut. Indeks teknologi S&P 500 berakhir 1,0 persen lebih rendah.

Sebaliknya, sektor energi naik 1,5 persen memimpin kenaikan di antara sektor S&P 500 karena penghentian produksi minyak Texas mendorong harga minyak mentah. Rebound yang kuat dalam penjualan ritel AS membantu saham-saham consumer discretionary naik 0,7 persen.

Baca juga: Saham Inggris melemah lagi, indeks FTSE 100 tergelincir 0,56 persen

S&P 500 dan Nasdaq mengurangi kerugian sementara Dow menambah keuntungan setelah rilis risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve Januari.

Semua peserta rapat mendukung keputusan untuk mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. The Fed telah berjanji untuk menahan suku bunga mendekati nol sampai inflasi naik menjadi 2,0 persen dan tampaknya akan melebihi target itu.

“Pasar secara akurat mencerminkan kombinasi suku bunga rendah yang berkelanjutan dan Fed akomodatif yang berkelanjutan,” kata Oliver Pursche, presiden Bronson Meadows Capital Management di Fairfield, Connecticut.

Namun sikap akomodatif The Fed, ditambah dengan usulan paket 1,9 triliun dolar AS Presiden Joe Biden untuk bantuan pandemi, membuat beberapa analis memperingatkan akan datangnya lonjakan inflasi. Akibatnya, beberapa investor khawatir bahwa Fed mungkin harus mengubah arah lebih cepat dari yang diharapkan.

Ketakutan tersebut, yang telah didukung oleh kenaikan tajam dalam imbal hasil acuan obligasi pemerintah, telah berkontribusi pada penurunan pasar baru-baru ini, dengan investor mengambil keuntungan dari saham-saham teknologi terkemuka di pasar.

Tekanan inflasi dapat memaksa Fed untuk merevisi kebijakannya di masa depan, kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Stamford, Connecticut. Tapi, dia menambahkan, "Ini adalah ambang batas tinggi yang harus kita lewati agar mereka bereaksi."

Saham Wells Fargo & Co melonjak 5,2 persen setelah sebuah laporan mengatakan pemberi pinjaman itu memperoleh persetujuan Fed atas proposalnya untuk merombak manajemen risiko dan tata kelola.

Saham Shopify Inc yang tercatat di AS turun 3,3 persen setelah raksasa perangkat lunak e-commerce Kanada itu mengisyaratkan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat pada 2021 karena peluncuran vaksin mendorong orang untuk kembali ke toko setelah setahun yang ditandai dengan peningkatan belanja daring.