Kemendikbud: Pengembangan program D3 tidak lagi dapat dana pemerintah
16 Februari 2021 13:57 WIB
Dirjen Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, dalam webinar “Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan” yang dipantau di Jakarta, Selasa (16/2). (ANTARA/Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan pengembangan program diploma tiga (D3) ke depan tidak lagi mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
“Dukungan pengembangan program studi baru ke depannya tidak untuk pengembangan D3, tetapi untuk D4 dan SMK-D2 fast track,” ujar Dirjen Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam webinar “Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan” yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemendikbud kembangkan D-3 menjadi D-4 dan SMK jalur cepat D-2
Baca juga: Kemendibud: Pendidikan vokasi harus sesuai kebutuhan dunia kerja
Dia mendorong agar Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) yang memiliki program studi D3 untuk ditingkatkan menjadi D4. Salah satu syaratnya adalah kerja sama dengan industri maupun UMKM serta pemerintah daerah.
“Mulai tahun ini sampai empat tahun ke depan, kebijakan dukungan pendidikan vokasi tidak diarahkan untuk D3. Mohon maaf, kebijakan ini tidak mendukung program D3 secara pendanaan,” tambah dia.
Dalam waktu dekat, Kemendikbud akan bersurat pada industri untuk mengenal program D4 atau sarjana terapan itu. Wikan memaklumi jika masih ada pihak industri yang belum mengenal program sarjana terapan karena merupakan program baru.
Melalui program D4 tersebut, dia berharap dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. “Serta memungkinkan riset terapan berupa produk bukan hanya tulisan," katanya.
Wikan mengingatkan bahwa yang “dijual” perguruan tinggi vokasi bukan program D4 melainkan kompetensi yang didapatkan para mahasiswa.
Program D4 sama halnya dengan program S1 atau sarjana, namun lebih banyak praktik dibandingkan teori. Persentasenya 60 persen praktik dan 40 persen teori. Selain itu, kompetensi yang perlu dibekali lebih banyak kompetensi nonteknis dibandingkan kompetensi teknis.
Baca juga: Dirjen : Program SMK-D2 Jalur Cepat padukan sistem Jepang dan Jerman
Baca juga: Kemendikbud dorong program diploma tiga menjadi sarjana terapan
Baca juga: Kemendikbud target 400 prodi vokasi "link and match" dengan industri
"Program D4 ini harus 'dimasak' bersama dengan industri, mulai dari kurikulum, dosen, magang, hingga sertifikasi, sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Dukungan pengembangan program studi baru ke depannya tidak untuk pengembangan D3, tetapi untuk D4 dan SMK-D2 fast track,” ujar Dirjen Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam webinar “Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan” yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemendikbud kembangkan D-3 menjadi D-4 dan SMK jalur cepat D-2
Baca juga: Kemendibud: Pendidikan vokasi harus sesuai kebutuhan dunia kerja
Dia mendorong agar Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) yang memiliki program studi D3 untuk ditingkatkan menjadi D4. Salah satu syaratnya adalah kerja sama dengan industri maupun UMKM serta pemerintah daerah.
“Mulai tahun ini sampai empat tahun ke depan, kebijakan dukungan pendidikan vokasi tidak diarahkan untuk D3. Mohon maaf, kebijakan ini tidak mendukung program D3 secara pendanaan,” tambah dia.
Dalam waktu dekat, Kemendikbud akan bersurat pada industri untuk mengenal program D4 atau sarjana terapan itu. Wikan memaklumi jika masih ada pihak industri yang belum mengenal program sarjana terapan karena merupakan program baru.
Melalui program D4 tersebut, dia berharap dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. “Serta memungkinkan riset terapan berupa produk bukan hanya tulisan," katanya.
Wikan mengingatkan bahwa yang “dijual” perguruan tinggi vokasi bukan program D4 melainkan kompetensi yang didapatkan para mahasiswa.
Program D4 sama halnya dengan program S1 atau sarjana, namun lebih banyak praktik dibandingkan teori. Persentasenya 60 persen praktik dan 40 persen teori. Selain itu, kompetensi yang perlu dibekali lebih banyak kompetensi nonteknis dibandingkan kompetensi teknis.
Baca juga: Dirjen : Program SMK-D2 Jalur Cepat padukan sistem Jepang dan Jerman
Baca juga: Kemendikbud dorong program diploma tiga menjadi sarjana terapan
Baca juga: Kemendikbud target 400 prodi vokasi "link and match" dengan industri
"Program D4 ini harus 'dimasak' bersama dengan industri, mulai dari kurikulum, dosen, magang, hingga sertifikasi, sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: