Petugas lanjutkan pencarian korban tanah longsor di Ngetos-Nganjuk
16 Februari 2021 10:17 WIB
Foto udara kondisi tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). Akibat tanah lonsor tersebut sedikitnya 21 korban dinyatakan hilang. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.
Nganjuk (ANTARA) - Petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Nganjuk, TNI/polri serta relawan melanjutkan pencarian korban tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang belum ditemukan.
"Kami fokuskan pencarian korban yang belum ditemukan. Lokasi satu titik, jadi agak enak (pencarian)," kata Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi di Nganjuk, Selasa.
Jumlah korban yang awalnya dilaporkan hilang dalam musibah tanah longsor yang terjadi pada Minggu (14/2) tersebut ada 21 orang. Dari jumlah itu, setelah dilakukan pencarian ada 11 orang yang berhasil ditemukan. Dari jumlah 11 orang itu, dua orang berhasil selamat sedangkan sisanya meninggal dunia.
Baca juga: SAR evakuasi 26 korban tertimbun longsor di Nganjuk
Sebelumnya, temuan data korban dilaporkan oleh pemkab, terdapat 12 orang yang berhasil ditemukan dengan dua orang selamat dan 10 meninggal dunia. Namun, Wabup menegaskan bahwa saat ini yang sudah ditemukan ada 11 orang, sehingga petugas fokus mencari 10 orang yang belum ditemukan.
Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari daerah lain untuk alat berat. Jika sebelumnya ada tiga unit alat berat untuk pencarian korban tanah longsor itu, di hari kedua pencarian ini ada tambahan dua alat berat, sehingga total ada lima unit.
Baca juga: Pemprov Jatim kirim bantuan korban tanah longsor di Nganjuk
"Hari ini Bupati juga sudah memimpin apel untuk fokus pencarian di lokasi longsor. Evakuasi korban yang belum ditemukan. Ada tambahan eskavator, sehingga totalnya ada lima. Ini karena gotong royong," kata dia.
Ia juga menambahkan, warga yang mengungsi juga selalu dipantau kesehatannya. Di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk itu terdapat total 186 orang yang tinggal. Dari jumlah itu, 25 orang merantau.
Saat kejadian, terdapat 18 orang yang datang ke dusun itu, terdiri dari 14 orang dewasa dan sisanya anak-anak. Namun, data yang dilaporkan seluruh pendatang itu dalam kondisi sehat. Sehingga, 21 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang itu adalah penduduk setempat.
Baca juga: Gubernur Jatim tinjau lokasi bencana longsor di Nganjuk
Wabup menyebut, tiga lokasi menjadi tempat evakuasi para korban, yakni di sekolah dasar, dekat dengan lokasi posko utama di kantor kecamatan, lalu rumah kepala desa, dan sisanya ada juga di dapur umum. Lokasi dapur umum cukup luas, sehingga warga juga bisa tinggal sementara.
Ia mengakui saat pandemi COVID-19 juga memerlukan pemantauan kesehatan. Pihaknya juga berharap semua warga sehat dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Baca juga: BNPB sebut bencana longsor di Nganjuk dipicu intensitas hujan tinggi
"Kami fokuskan pencarian korban yang belum ditemukan. Lokasi satu titik, jadi agak enak (pencarian)," kata Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi di Nganjuk, Selasa.
Jumlah korban yang awalnya dilaporkan hilang dalam musibah tanah longsor yang terjadi pada Minggu (14/2) tersebut ada 21 orang. Dari jumlah itu, setelah dilakukan pencarian ada 11 orang yang berhasil ditemukan. Dari jumlah 11 orang itu, dua orang berhasil selamat sedangkan sisanya meninggal dunia.
Baca juga: SAR evakuasi 26 korban tertimbun longsor di Nganjuk
Sebelumnya, temuan data korban dilaporkan oleh pemkab, terdapat 12 orang yang berhasil ditemukan dengan dua orang selamat dan 10 meninggal dunia. Namun, Wabup menegaskan bahwa saat ini yang sudah ditemukan ada 11 orang, sehingga petugas fokus mencari 10 orang yang belum ditemukan.
Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari daerah lain untuk alat berat. Jika sebelumnya ada tiga unit alat berat untuk pencarian korban tanah longsor itu, di hari kedua pencarian ini ada tambahan dua alat berat, sehingga total ada lima unit.
Baca juga: Pemprov Jatim kirim bantuan korban tanah longsor di Nganjuk
"Hari ini Bupati juga sudah memimpin apel untuk fokus pencarian di lokasi longsor. Evakuasi korban yang belum ditemukan. Ada tambahan eskavator, sehingga totalnya ada lima. Ini karena gotong royong," kata dia.
Ia juga menambahkan, warga yang mengungsi juga selalu dipantau kesehatannya. Di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk itu terdapat total 186 orang yang tinggal. Dari jumlah itu, 25 orang merantau.
Saat kejadian, terdapat 18 orang yang datang ke dusun itu, terdiri dari 14 orang dewasa dan sisanya anak-anak. Namun, data yang dilaporkan seluruh pendatang itu dalam kondisi sehat. Sehingga, 21 orang yang sebelumnya dinyatakan hilang itu adalah penduduk setempat.
Baca juga: Gubernur Jatim tinjau lokasi bencana longsor di Nganjuk
Wabup menyebut, tiga lokasi menjadi tempat evakuasi para korban, yakni di sekolah dasar, dekat dengan lokasi posko utama di kantor kecamatan, lalu rumah kepala desa, dan sisanya ada juga di dapur umum. Lokasi dapur umum cukup luas, sehingga warga juga bisa tinggal sementara.
Ia mengakui saat pandemi COVID-19 juga memerlukan pemantauan kesehatan. Pihaknya juga berharap semua warga sehat dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Baca juga: BNPB sebut bencana longsor di Nganjuk dipicu intensitas hujan tinggi
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: