BPS: Jumlah penduduk miskin di NTB bertambah 32.150 orang
16 Februari 2021 01:21 WIB
Ilustrasi: Seorang laki-laki mengumpulkan pasir pantai untuk membuat tanggul penahan gelombang di rumahnya di pinggiran pantai Mapak, Kelurahan Jempong Baru, Mataram, NTB, Senin (1/2/2021). . ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc. (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada September 2020 sebanyak 746.040 orang atau bertambah 32.150 orang dibandingkan periode Maret tahun yang sama.
"Jumlah penduduk miskin pada September 2020 mencapai 14,23 persen dari total penduduk NTB sebanyak 5,32 juta orang berdasarkan hasil sensus penduduk 2020," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS NTB Arrief Chandra Setiawan, di Mataram, Senin.
Ia menyebutkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 389.600 orang atau 15,05 persen, sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 356.440 orang atau 13,42 persen.
Baca juga: BPS: Persentase penduduk miskin naik 0,97 persen akibat pandemi COVID
Menurut Arrief, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Kondisi tersebut terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan.
"Pada September 2020 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 74,78 persen untuk perkotaan dan 74,72 persen untuk perdesaan," ujarnya.
Ia menambahkan pada periode Maret-September2020, indeks kedalaman kemiskinan (P1) di NTB mengalami kenaikan dari 2,577 pada Maret menjadi 2,740 pada September 2020.
Baca juga: Kemenkeu: Program PEN selamatkan 5 juta orang dari status miskin baru
Hal itu mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di NTB, cenderung menjauh dari garis kemiskinan.
Kemudian indeks keparahan kemiskinan (P2) juga mengalami peningkatan dari 0,611 pada Maret menjadi 0,730 pada September 2020.
"Itu berarti kesenjangan di antara penduduk miskin semakin melebar," kata Arrief.
Baca juga: BPS: Gini ratio Indonesia naik jadi 0,385, naik di kota maupun desa
"Jumlah penduduk miskin pada September 2020 mencapai 14,23 persen dari total penduduk NTB sebanyak 5,32 juta orang berdasarkan hasil sensus penduduk 2020," kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS NTB Arrief Chandra Setiawan, di Mataram, Senin.
Ia menyebutkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 389.600 orang atau 15,05 persen, sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 356.440 orang atau 13,42 persen.
Baca juga: BPS: Persentase penduduk miskin naik 0,97 persen akibat pandemi COVID
Menurut Arrief, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Kondisi tersebut terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan.
"Pada September 2020 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 74,78 persen untuk perkotaan dan 74,72 persen untuk perdesaan," ujarnya.
Ia menambahkan pada periode Maret-September2020, indeks kedalaman kemiskinan (P1) di NTB mengalami kenaikan dari 2,577 pada Maret menjadi 2,740 pada September 2020.
Baca juga: Kemenkeu: Program PEN selamatkan 5 juta orang dari status miskin baru
Hal itu mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di NTB, cenderung menjauh dari garis kemiskinan.
Kemudian indeks keparahan kemiskinan (P2) juga mengalami peningkatan dari 0,611 pada Maret menjadi 0,730 pada September 2020.
"Itu berarti kesenjangan di antara penduduk miskin semakin melebar," kata Arrief.
Baca juga: BPS: Gini ratio Indonesia naik jadi 0,385, naik di kota maupun desa
Pewarta: Awaludin
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: