Banda Aceh (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Aceh mencatat saham-saham di sektor keuangan dan farmasi menjadi incaran para investor di tengah pandemi COVID-19 dalam upaya meningkatkan pengembangan dana.

"Saat pandemi bisnis sektor rill ikut terdampak sehingga para investor memilih alternatif lain untuk mengembangkan dana mereka dan pilihan itu yakni ada di sektor keuangan dan farmasi," kata Kepala Kantor BEI Provinsi Aceh, Thasrif Murhadi di Banda Aceh, Senin.

Ia menyebutkan total investasi kepemilikan saham masyarakat Aceh di bursa saham pada tahun 2019 sebesar Rp236 miliar dan pada tahun 2020 menjadi Rp410 miliar atau naik sebesar 73 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca juga: Terkait rencana IPO, BEI intensif lakukan komunikasi dengan unicorn RI

"Kenaikan tersebut juga dipengaruhi meningkatnya literasi dan inklusi tentang pasar modal kepada masyarakat yang dilakukan secara tidak terbatas melalui daring," katanya.

Menurut dia, edukasi yang diberikan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19 tidak terbatas, semua boleh ikut kelas investasi saham karena edukasi yang diberikan berlangsung secara daring.

Baca juga: Dirut BEI: Saham BRIS bisa jadi pilihan menarik bagi investor

Ia merinci jumlah investor pasar saham di Aceh pada tahun 2019 sebanyak 10.488 investor dan pada tahun 2020 menjadi 15.714 investor atau bertambah sebesar 49,8 persen dibanding tahun sebelumnya.

Thasrif menambahkan dalam upaya meningkatkan investor dan kepemilikan saham di kalangan masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesia itu, pihaknya juga terus meningkatkan literasi dan edukasi pasar modal kepada seluruh elemen masyarakat di provinsi itu.

Baca juga: BEI: Performa perusahaan BUMN naik sejak masuk ke bursa