Jakarta (ANTARA) - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya tengah intensif berkomunikasi dengan sejumlah perusahaan unicorn di Tanah Air terkait rencana melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO.

"Terkait berita mengenai rencana IPO para unicorn, dapat saya sampaikan bahwa BEI intensif berkomunikasi mengenai peluang pendanaan melalui pasar modal Indonesia dengan beberapa perusahaan unicorn di Indonesia," ujar Nyoman di Jakarta, Senin.

Nyoman menuturkan terkait kapan perusahaan unicorn akan melakukan IPO, hal tersebut berdasarkan kesiapan masing–masing internal perusahaan dalam memenuhi persyaratan IPO, termasuk kelengkapan dokumen saat disampaikan ke bursa.

"Dalam menyambut perusahaan unicorn tersebut agar dapat mencatatkan sahamnya di BEI, dari segi pencatatan BEI telah mengambil langkah terhadap perubahan dan kebutuhan pasar dan telah mempertimbangkan hasil perbandingan ke bursa-bursa global," kata Nyoman.

Baca juga: BEI dukung perusahaan teknologi dan startup melantai di bursa

Pertama, BEI melakukan penyesuaian Peraturan I-A yang saat ini sedang dalam tahap rule making rule. Bursa menyiapkan beberapa alternatif persyaratan pencatatan sehingga dapat mengkomodasi berbagai karakteristik perusahaan, termasuk namun tidak terbatas kepada perusahaan unicorn di Indonesia.

Kedua, BEI juga telah mengimplementasikan sektoral baru untuk perusahaan tercatat yaitu IDX-IC pada 25 Januari 2021 lalu, di mana dengan IDX-IC tersebut akan lebih mencerminkan sektoral dari perusahaan terrcatat sehingga mereka dapat lebih diperbandingkan dengan perusahaan tercatat lainnya di BEI dan juga dengan perusahaan tercatat di bursa global lainnya.

Ketiga, BEI sudah melakukan kajian hukum dan berdiskusi dengan otoritas dan pemangku kepentingan terkait potensi penerapan dual class shares dengan skema multiple voting shares di Indonesia.

Baca juga: Rencana IPO, CEO Tokopedia juga ingin "brand" lokal melantai di bursa

"Semoga dengan beberapa usaha dan kebijakan yang dilakukan oleh BEI bersama dengan para stakeholder, dapat menarik minat banyak perusahaan di Indonesia termasuk unicorn untuk dapat memanfaatkan pendanaan di pasar modal Indonesia sebagai house of growth ke depan," ujar Nyoman.

Perusahaan unicorn adalah perusahaan rintisan (startup) dengan nilai kapitalisasi lebih dari 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).

Berdasarkan data BEI pada 11 Februari 2021, terdapat 25 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham di BEI (pipeline) dimana tiga di antaranya merupakan perusahaan dari sektor teknologi. Tiga perusahaan tersebut diperkirakan dapat tercatat di bursa paling cepat pada kuartal I 2021.

Baca juga: BEI terus ajak empat unicorn Indonesia melantai di bursa

Baca juga: BEI: Kinerja saham teknologi jadi yang terbaik sejak awal tahun