Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Yogyakarta akan memberdayakan kelompok kuliner di masyarakat yang sudah tergabung dalam program Gandeng Gendong untuk membantu penyediaan logistik bagi pasien COVID-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Pengadaan bantuan logistik makanan untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah akan dilakukan berbasis kelurahan melalui kelompok kuliner yang sudah tergabung dalam program Gandeng Gendong," kata Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Senin.

Perubahan pola pemberian bantuan logistik tersebut dilakukan untuk memudahkan distribusi bantuan bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Sejak awal Januari hingga pertengahan Januari, bantuan logistik untuk pasien isolasi mandiri di rumah diberikan dalam bentuk bahan pangan mentah. Namun, pola tersebut diubah dengan pemberian makanan siap saji hingga pertengahan Februari.

Makanan siap saji yang akan didistribusikan ke pasien isolasi mandiri dimasak di dapur umum yang berada di Giwangan sehingga menyulitkan warga yang berada di Yogyakarta bagian barat atau utara untuk mengambil makanan dan kemudian mendistribusikannya ke pasien isolasi mandiri.

"Oleh karenanya, agar pasien tetap bisa memperoleh bantuan logistik, maka dilakukan langsung oleh kelurahan melalui kelompok Gandeng Gendong yang akan memasak makanan siap saji dan didistribusikan ke pasien isolasi mandiri," katanya.

Harapannya, lanjut dia, kelompok kuliner Gandeng Gendong tersebut pun bisa tetap berdaya sekaligus memudahkan pemberian bantuan ke pasien.

Baca juga: Pengentasan kemiskinan "Gandeng Gendong"-JSS dipaparkan ke Bappenas

Baca juga: Yogyakarta bentuk forum LPPM kuatkan "Gandeng Gendong"


Kelurahan akan memiliki otoritas untuk menentukan kelompok kuliner yang akan memasak makanan untuk kebutuhan logistik pasien isolasi mandiri. Jumlah kelompok Gandeng Gendong yang menyuplai bantuan logistik pun diperkirakan bisa lebih dari satu kelompok per kelurahan.

Bantuan makanan siap saji diberikan tiga kali sehari untuk makan pagi, siang, dan sore dengan harga Rp20.000 sekali makan.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi meminta kelurahan untuk segera melakukan pendataan terkait warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, didasarkan pada data pasien di puskesmas setempat.

"Harapannya, pemberian bantuan logistik menjadi semakin efektif karena dikelola di kelurahan masing-masing," katanya.

Perubahan pola pemberian bantuan tersebut, lanjut Heroe, tidak hanya akan memudahkan pasien isolasi mandiri untuk segera memulihkan kesehatannya tetapi juga mendorong pergerakan ekonomi di masyarakat.

"Kelompok kuliner Gandeng Gendong dapat memutarkan uang yang diperoleh untuk kebutuhan lain. Bahan makanan untuk kebutuhan memasak bisa dibeli di e-Warong. Jadi, ada unsur pemberdayaan dan pemulihan ekonomi dari kegiatan ini," katanya.

Namun demikian, ia mengingatkan agar Dinas Sosial Kota Yogyakarta dapat mempercepat pencairan uang untuk kelompok Gandeng Gendong yang sudah memasak makanan untuk pasien isolasi mandiri. "Jangan sampe satu minggu uangnya baru cair. Kalau bisa dipercepat menjadi satu sampai dua hari supaya kecukupan modal tetap terjaga," katanya.

Baca juga: Selter pasien COVID-19 di Yogyakarta terisi 40 persen

Baca juga: 14 warga tempati selter penanganan COVID-19 Yogyakarta