Pengungsi akibat gempa di Mamuju kesulitan dapatkan tenda
13 Februari 2021 23:53 WIB
Pengungsi masih bertahan di tenda darurat, karena khawatir gempa susulan dan permukimannya alami kerusakan, di Mamuju, Sabtu (13/2/2021). ANTARA/M Faisal Hanapi.
Mamuju (ANTARA) - Pengungsi sebagai dampak gempa yang sudah bertahan tiga pekan di tenda darurat Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kesulitan mendapatkan tenda bantuan.
"Bantuan logistik sudah mencukupi kebutuhan kami selama ini, namun sayangnya untuk kebutuhan tenda pengungsi masih kekurangan, dan masih butuh bantuan," kata Mahmud, pengungsi yang berasal dari lingkungan Kasiwa yang padat penduduknya, di Kelurahan Binanga, Kota Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, dirinya bersama 37 kepala keluarga (KK) yang merupakan sanak keluarganya masih bertahan di tenda pengungsian, karena khawatir gempa susulan dan rumahnya mengalami kerusakan.
Dia mengatakan, dirinya kesulitan mendapatkan bantuan tenda dari para relawan gempa, karena stok bantuan yang diberikan sangat terbatas dan belum mencukupi kebutuhan para pengungsi
Menurut dia, pengungsi masih banyak yang butuh tenda, meskipun relawan dari berbagai daerah berdatangan memberikan bantuan, mengingat tenda yang diberikan belum mencukupi kebutuhan pengungsi.
"Saat ini musim hujan dan tentu pengungsi butuh banyak tenda untuk melindungi diri agar tidak kehujanan, sementara bantuan yang masuk terbatas karena pengungsi yang jumlahnya banyak terus butuh bantuan," katanya pula.
Ia berharap, Pemerintah Provinsi Sulbar yang sampai saat ini belum memberikan bantuan tenda, dapat mengalokasikan anggaran untuk pengadaan tenda agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
"Kalau satu keluarga hanya memiliki satu tenda, maka pengungsi akan kedinginan di musim hujan, sehingga pengungsi butuh bantuan tenda tambahan, karena selain digunakan sebagai alas, tenda juga digunakan sebagai dinding," katanya lagi.
Hal yang sama dikatakan, Rajab, pengungsi di wilayah ketinggian Kelurahan Karema, Kota Mamuju, tenda masih dibutuhkan pengungsi khususnya bagi mereka yang permukimannya di wilayah pantai roboh akibat gempa.
Ia mengatakan, warga masih membutuhkan tenda untuk mengamankan diri dari hujan dan untuk menjaga kesehatan, sehingga pemerintah diminta membantu pengungsi.
Juru bicara posko transisi penanggulangan bencana Pemerintah Provinsi Sulbar Muh Natsir mengakui Pemprov Sulbar masih membutuhkan akurasi data pengungsi untuk mendistribusikan bantuan tenda kepada pengungsi.
"Masih diperlukan akurasi data pengungsi dan penyintas gempa, agar bantuan tenda ketika diberikan dapat tepat sasaran," ujarnya pula.
Baca juga: Masa operasi PMI bantu korban gempa Sulbar berlanjut hingga Mei 2021
Baca juga: 1.230 pasien pengungsi gempa Sulbar telah dilayani RSL TNI-AD
"Bantuan logistik sudah mencukupi kebutuhan kami selama ini, namun sayangnya untuk kebutuhan tenda pengungsi masih kekurangan, dan masih butuh bantuan," kata Mahmud, pengungsi yang berasal dari lingkungan Kasiwa yang padat penduduknya, di Kelurahan Binanga, Kota Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, dirinya bersama 37 kepala keluarga (KK) yang merupakan sanak keluarganya masih bertahan di tenda pengungsian, karena khawatir gempa susulan dan rumahnya mengalami kerusakan.
Dia mengatakan, dirinya kesulitan mendapatkan bantuan tenda dari para relawan gempa, karena stok bantuan yang diberikan sangat terbatas dan belum mencukupi kebutuhan para pengungsi
Menurut dia, pengungsi masih banyak yang butuh tenda, meskipun relawan dari berbagai daerah berdatangan memberikan bantuan, mengingat tenda yang diberikan belum mencukupi kebutuhan pengungsi.
"Saat ini musim hujan dan tentu pengungsi butuh banyak tenda untuk melindungi diri agar tidak kehujanan, sementara bantuan yang masuk terbatas karena pengungsi yang jumlahnya banyak terus butuh bantuan," katanya pula.
Ia berharap, Pemerintah Provinsi Sulbar yang sampai saat ini belum memberikan bantuan tenda, dapat mengalokasikan anggaran untuk pengadaan tenda agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
"Kalau satu keluarga hanya memiliki satu tenda, maka pengungsi akan kedinginan di musim hujan, sehingga pengungsi butuh bantuan tenda tambahan, karena selain digunakan sebagai alas, tenda juga digunakan sebagai dinding," katanya lagi.
Hal yang sama dikatakan, Rajab, pengungsi di wilayah ketinggian Kelurahan Karema, Kota Mamuju, tenda masih dibutuhkan pengungsi khususnya bagi mereka yang permukimannya di wilayah pantai roboh akibat gempa.
Ia mengatakan, warga masih membutuhkan tenda untuk mengamankan diri dari hujan dan untuk menjaga kesehatan, sehingga pemerintah diminta membantu pengungsi.
Juru bicara posko transisi penanggulangan bencana Pemerintah Provinsi Sulbar Muh Natsir mengakui Pemprov Sulbar masih membutuhkan akurasi data pengungsi untuk mendistribusikan bantuan tenda kepada pengungsi.
"Masih diperlukan akurasi data pengungsi dan penyintas gempa, agar bantuan tenda ketika diberikan dapat tepat sasaran," ujarnya pula.
Baca juga: Masa operasi PMI bantu korban gempa Sulbar berlanjut hingga Mei 2021
Baca juga: 1.230 pasien pengungsi gempa Sulbar telah dilayani RSL TNI-AD
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: