Di balik buku puisi baru Theoresia & Weslly yang lahir saat pandemi
13 Februari 2021 10:33 WIB
Gambar sampul buku puisi "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi" karya Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes. (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Pasangan penyair Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes kembali menghadirkan buku puisi baru, kali ini berjudul "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi" yang dibuat di tengah pandemi.
Theo mengakui tahun 2020 terasa kelam tetapi sekaligus paling terang untuk proses proses kekaryaan dia dan Weslly yang sejauh ini menulis tiga buku puisi digital dan menyelesaikan naskah buku "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi".
"Seperti dua buku puisi sebelumnya, proses berbalasan puisi satu dengan yang lain tetap kami lakukan. Saya ingat buku puisi "Tempat Paling Liar di Muka Bumi", saya dan Weslly sempat berkirim puisi melalui pesan pendek (SMS)," kata Theo melalui siaran persnya, ditulis Sabtu.
Sementara untuk buku puisi "Cara-Cara Tidak Kreatif untuk Mencintai", dia dan Weslly memanfaatkan aplikasi pesan WhatsApp. Kini untuk buku puisi "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi", mereka berbalasan mengirim puisi melalui e-mail.
Editor senior Gramedia Pustaka Utama, Siska Yuanita mengatakan, "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi mengambil format percakapan antara Theo dan Weslly yang menciptakan kontinuitas dari awal hingga akhir.
Sesekali mereka mengambil satu kata atau frasa dari sajak sebelumnya dan memasukkannya ke sajaknya sendiri sehingga percakapan mengalir lancar dan terkadang menuju ke arah lain. "Eksperimen yang menarik dari pasangan penulis yang makin matang ini," kata dia.
Saat ini, "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi" sedang berada dalam periode prapesan di beberapa toko buku online dan marketplace sampai dengan 14 Februari mendatang. Setelahnya, buku puisi ini dijadwalkan tersedia reguler di toko buku mulai 3 Maret 2021.
Baca juga: MaknaKata rilis buku kumpulan puisi "Antologi Bumi Bercerita"
Baca juga: Puluhan penyair terbitkan buku puisi sambut 15 tahun Damai Aceh
Baca juga: 20 buku puisi esai Denny JA diterjemahkan ke bahasa Inggris
Theo mengakui tahun 2020 terasa kelam tetapi sekaligus paling terang untuk proses proses kekaryaan dia dan Weslly yang sejauh ini menulis tiga buku puisi digital dan menyelesaikan naskah buku "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi".
"Seperti dua buku puisi sebelumnya, proses berbalasan puisi satu dengan yang lain tetap kami lakukan. Saya ingat buku puisi "Tempat Paling Liar di Muka Bumi", saya dan Weslly sempat berkirim puisi melalui pesan pendek (SMS)," kata Theo melalui siaran persnya, ditulis Sabtu.
Sementara untuk buku puisi "Cara-Cara Tidak Kreatif untuk Mencintai", dia dan Weslly memanfaatkan aplikasi pesan WhatsApp. Kini untuk buku puisi "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi", mereka berbalasan mengirim puisi melalui e-mail.
Editor senior Gramedia Pustaka Utama, Siska Yuanita mengatakan, "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi mengambil format percakapan antara Theo dan Weslly yang menciptakan kontinuitas dari awal hingga akhir.
Sesekali mereka mengambil satu kata atau frasa dari sajak sebelumnya dan memasukkannya ke sajaknya sendiri sehingga percakapan mengalir lancar dan terkadang menuju ke arah lain. "Eksperimen yang menarik dari pasangan penulis yang makin matang ini," kata dia.
Saat ini, "Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi" sedang berada dalam periode prapesan di beberapa toko buku online dan marketplace sampai dengan 14 Februari mendatang. Setelahnya, buku puisi ini dijadwalkan tersedia reguler di toko buku mulai 3 Maret 2021.
Baca juga: MaknaKata rilis buku kumpulan puisi "Antologi Bumi Bercerita"
Baca juga: Puluhan penyair terbitkan buku puisi sambut 15 tahun Damai Aceh
Baca juga: 20 buku puisi esai Denny JA diterjemahkan ke bahasa Inggris
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: