Film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" angkat potensi wisata Lampung
12 Februari 2021 11:14 WIB
Launching Official dan Trailer Film "Ayudia dan Jalan Pulangnya".yang merupakan karya sineas Lampung. Jumat. (12/2/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)
Bandarlampung (ANTARA) - Film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" yang merupakan karya dari putra-putri daerah Lampung banyak menyajikan serta mengangkat potensi dan tempat-tempat wisata di provinsi ini.
"Tema film 'Ayudia dan Jalan Pulangnya' ini banyak mengangkat kebudayaan asli Lampung serta pariwisatanya," kata Sutradara Film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" Rizqon saat peluncuran poster dan trailer resmi di Bandarlampung, Jumat.
Namun, lanjut dia, meskipun kebudayaan menjadi tema besar dalam film ini, ada drama terselip di dalamnya. Film ini bercerita tentang seorang gadis kecil yang terpisah dari keluarganya dan setelah dewasa, dia mencari keberadaan keluarganya itu.
"Jadi sebenarnya fokus ke drama cerita ini. Nah proses pencarian orang tuanya itulah yang menjadi momen untuk menampilkan potensi wisata di Lampung," kata dia.
Menurut Rizqon, ide film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" ini, berangkat dari kawan-kawan komunitas film indie Kabupaten Pesawaran yang ingin mengangkat budaya dan potensi wisata Lampung agar lebih dikenal lagi di nasional dan internasional.
Ia mengatakan ada tiga daerah yang menjadi lokasi syuting film ini. Yang pertama adalah Kota Bandarlampung dengan Jembatan Penyebrangan Bambu Kuningnya dan Pasir Gintung. Kemudian di wilayah Pesawaran, tepatnya di Pulau Mahitam, Dermaga Ketapang, Pulau Wayang, Tegal Mas dan Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus.
"Kan kalau biasanya untuk menawarkan potensi wisata atau budaya itu lebih ke film petualangan, nah saya berpikir bagaimana memvisualisasikan tempat-tempat wisata dengan kisah lain, akhirnya terpikirlah buat film dengan drama yang haru sambil menikmati keindahan wisata di Lampung," kata dia.
Rizqon mengatakan bahwa film ini akan tayang perdana di Lampung pada tanggal 18 Maret 2021 di Bioskop CGV Transmart Bandarlampung, dan 20 bioskop di kota lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, El Safri Fahrizal, mengharapkan dukungan dari masyarakat Lampung untuk "Ayudia dan Jalan Pulangnya".
"Ini merupakan kreatifitas anak-anak Lampung yang luar biasa, meskipun ini mengangkat potensi pariwisata untuk dijual, tapi yang dikedepankan yakni kekuatan ceritanya di sini," kata dia.
Ia juga mengatakan bahwa dengan hadirnya film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" ini mungkin akan menjadi tonggak sejarah untuk dunia perfilman di Provinsi Lampung dan Pesawaran sehingga dukungan penuh harus diberikan kepada pemuda-pemudi kreatif daerah.
"Dalam perjalanan film ini Kabupaten Pesawaran terutama pak Bupati Dendi Ramadhona sangat mendukung anak-anak ini dengan menghibahkan satu tempat untuk rumah kreatif, serta kita juga memfasilitasi lokasi-lokasi wisata yang akan dijadikan sebagai lokasi syuting," kata dia.
Baca juga: Batam bentuk Komisi Film Daerah
Baca juga: Komisi Film Daerah Siak jadi percontohan nasional
Baca juga: Tjok Ace siap produksi film adat Ubud
"Tema film 'Ayudia dan Jalan Pulangnya' ini banyak mengangkat kebudayaan asli Lampung serta pariwisatanya," kata Sutradara Film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" Rizqon saat peluncuran poster dan trailer resmi di Bandarlampung, Jumat.
Namun, lanjut dia, meskipun kebudayaan menjadi tema besar dalam film ini, ada drama terselip di dalamnya. Film ini bercerita tentang seorang gadis kecil yang terpisah dari keluarganya dan setelah dewasa, dia mencari keberadaan keluarganya itu.
"Jadi sebenarnya fokus ke drama cerita ini. Nah proses pencarian orang tuanya itulah yang menjadi momen untuk menampilkan potensi wisata di Lampung," kata dia.
Menurut Rizqon, ide film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" ini, berangkat dari kawan-kawan komunitas film indie Kabupaten Pesawaran yang ingin mengangkat budaya dan potensi wisata Lampung agar lebih dikenal lagi di nasional dan internasional.
Ia mengatakan ada tiga daerah yang menjadi lokasi syuting film ini. Yang pertama adalah Kota Bandarlampung dengan Jembatan Penyebrangan Bambu Kuningnya dan Pasir Gintung. Kemudian di wilayah Pesawaran, tepatnya di Pulau Mahitam, Dermaga Ketapang, Pulau Wayang, Tegal Mas dan Teluk Kiluan di Kabupaten Tanggamus.
"Kan kalau biasanya untuk menawarkan potensi wisata atau budaya itu lebih ke film petualangan, nah saya berpikir bagaimana memvisualisasikan tempat-tempat wisata dengan kisah lain, akhirnya terpikirlah buat film dengan drama yang haru sambil menikmati keindahan wisata di Lampung," kata dia.
Rizqon mengatakan bahwa film ini akan tayang perdana di Lampung pada tanggal 18 Maret 2021 di Bioskop CGV Transmart Bandarlampung, dan 20 bioskop di kota lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, El Safri Fahrizal, mengharapkan dukungan dari masyarakat Lampung untuk "Ayudia dan Jalan Pulangnya".
"Ini merupakan kreatifitas anak-anak Lampung yang luar biasa, meskipun ini mengangkat potensi pariwisata untuk dijual, tapi yang dikedepankan yakni kekuatan ceritanya di sini," kata dia.
Ia juga mengatakan bahwa dengan hadirnya film "Ayudia dan Jalan Pulangnya" ini mungkin akan menjadi tonggak sejarah untuk dunia perfilman di Provinsi Lampung dan Pesawaran sehingga dukungan penuh harus diberikan kepada pemuda-pemudi kreatif daerah.
"Dalam perjalanan film ini Kabupaten Pesawaran terutama pak Bupati Dendi Ramadhona sangat mendukung anak-anak ini dengan menghibahkan satu tempat untuk rumah kreatif, serta kita juga memfasilitasi lokasi-lokasi wisata yang akan dijadikan sebagai lokasi syuting," kata dia.
Baca juga: Batam bentuk Komisi Film Daerah
Baca juga: Komisi Film Daerah Siak jadi percontohan nasional
Baca juga: Tjok Ace siap produksi film adat Ubud
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: