Konsultan: Kawasan industri di luar Jabodetabek berpeluang cukup baik
12 Februari 2021 10:45 WIB
Kawasan industri di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, akan memproduksi baterai mobil listrik, sedang memasuki tahap konstruksi akhir. ANTARA/Abdul Fatah/am.
Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers International menyatakan bahwa berbagai kawasan industri di luar Jabodetabek sebenarnya memiliki peluang cukup baik untuk menampung banyak investasi yang datang, termasuk dari luar negeri.
"Perkembangan infrastruktur pemerintah yang cukup besar saat ini juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia," kata Director Industrial & Logistics Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa, dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, bila membahas mengenai perusahaan yang berencana melakukan ekspansi, maka kawasan industri yang berada di luar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) atau pulau Jawa memiliki peluang yang cukup baik.
Namun, lanjutnya, hal ini dinilai mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena faktor ketidakpastian secara global saat ini, dan juga kesiapan infrastruktur yang ada.
Ia menilai untuk saat ini, tampaknya kawasan industri yang ada sekarang tampaknya masih menjadi fokus perluasan, ditambah dengan kawasan di sekitar Patimban, Batang atau bahkan Kendal, Semarang.
Kementerian Perindustrian terus mendorong upaya percepatan pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, yang akselerasinya diyakini dapat memacu perekonomian daerah dan nasional, terutama untuk pemulihan kembali akibat pandemi COVID-19.
“Diharapkan KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah secara umum,” kata Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito.
Menurut Warsito, pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD yang cukup besar. Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemenperin, Eko SA Cahyanto menyampaikan terjadi peningkatan jumlah dan luasan kawasan industri dalam lima tahun terakhir.
“Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 47,5 persen. Sedangkan, dari sisi luas, mengalami peningkatan 15.662,02 hektare (Ha) atau sebesar 43,26 persen,” sebutnya.
Di luar Jawa, jumlah kawasan industri melonjak sebanyak 14 kawasan, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 hektare pada tahun 2020.
“Karena di luar Jawa ketersediaan lahan masih relatif luas, maka terjadi peningkatan persentase luas kawasan industri di luar Jawa lebih tinggi dibanding di Jawa,” kata Eko.
Baca juga: Kemenperin dorong percepat pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang
Baca juga: KSP: Bendungan Sadawarna dukung Pelabuhan Patimban-kawasan industri
Baca juga: RI-China tingkatkan kerja sama dari kawasan industri hingga kesehatan
"Perkembangan infrastruktur pemerintah yang cukup besar saat ini juga membuka peluang bagi investor untuk melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia," kata Director Industrial & Logistics Services Colliers International Indonesia, Rivan Munansa, dalam rilis di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, bila membahas mengenai perusahaan yang berencana melakukan ekspansi, maka kawasan industri yang berada di luar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) atau pulau Jawa memiliki peluang yang cukup baik.
Namun, lanjutnya, hal ini dinilai mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena faktor ketidakpastian secara global saat ini, dan juga kesiapan infrastruktur yang ada.
Ia menilai untuk saat ini, tampaknya kawasan industri yang ada sekarang tampaknya masih menjadi fokus perluasan, ditambah dengan kawasan di sekitar Patimban, Batang atau bahkan Kendal, Semarang.
Kementerian Perindustrian terus mendorong upaya percepatan pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, yang akselerasinya diyakini dapat memacu perekonomian daerah dan nasional, terutama untuk pemulihan kembali akibat pandemi COVID-19.
“Diharapkan KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah secara umum,” kata Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito.
Menurut Warsito, pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD yang cukup besar. Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemenperin, Eko SA Cahyanto menyampaikan terjadi peningkatan jumlah dan luasan kawasan industri dalam lima tahun terakhir.
“Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 47,5 persen. Sedangkan, dari sisi luas, mengalami peningkatan 15.662,02 hektare (Ha) atau sebesar 43,26 persen,” sebutnya.
Di luar Jawa, jumlah kawasan industri melonjak sebanyak 14 kawasan, dengan penambahan luas lahan 8.664,36 hektare pada tahun 2020.
“Karena di luar Jawa ketersediaan lahan masih relatif luas, maka terjadi peningkatan persentase luas kawasan industri di luar Jawa lebih tinggi dibanding di Jawa,” kata Eko.
Baca juga: Kemenperin dorong percepat pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang
Baca juga: KSP: Bendungan Sadawarna dukung Pelabuhan Patimban-kawasan industri
Baca juga: RI-China tingkatkan kerja sama dari kawasan industri hingga kesehatan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: