LLDIKTI bangun empati mahasiswa pascabanjir melalui Merdeka Belajar
12 Februari 2021 09:45 WIB
Kepala LLDIKTI Wilayah XI Profesor Udiansyah saat peletakan batu pertama pembangunan Langgar Norhidayah Desa Alat, HST. (Antaranews Kalsel/Humas LLDIKTI Wilayah XI) (Antaranews Kalsel/Humas LLDIKTI Wilayah XI)
Barabai (ANTARA) - Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Profesor Udiansyah bersama jajaran Civitas Akademika Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kalimantan terus berupaya mendukung bangkitnya Kalimantan Selatan pascabanjir salah satunya dengan penerapan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Menurut Profesor Udiansyah di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Jumat, Program MBMK menjadi kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk mengambil peran membantu dan membangun rasa empati kepada lingkungan serta memulihkan kondisi masyarakat dengan mempercepat pembangunan di Kalsel pascabanjir.
Peristiwa ini, kata dia, juga menjadi salah satu pembelajaran yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk bisa belajar berbagai hal yang terjadi di masyarakat pascabanjir.
Baca juga: LLDIKTI dukung Kalsel bangkit melalui program Merdeka Belajar
"Ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah rasa empati terhadap masyarakat dan lingkungan, saat mereka melaksanakan Program MBMK ini," katanya.
Menurut Udiansyah, melalui Program MBMK ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswa untuk menentukan cara belajar di lapangan.
Melalui Program Merdeka Belajar ini, diharapkan mahasiswa akan lebih paham dengan kondisi lingkungan dan daerahnya, sehingga pada akhirnya akan menjadi manusia unggul yang memiliki rasa empati dan kepedulian tinggi terhadap sekitarnya.
Baca juga: Kepala LLDIKTI XI apresiasi PTS Kalimantan bantu korban banjir
"Sehingga kondisi ini tepat sekali, sebagai tempat untuk berpartisipasi dan menempa mahasiswa untuk belajar berbagai hal. Mahasiswa juga akan banyak memetik hikmah dari peristiwa ini" katanya.
Kegiataan lapangan para mahasiswa tersebut dihargai sebagai satuan kredit semester (SKS), bahkan bisa 20 SKS.
"Kalau dalam satu tahun, SKS itu setara 40 SKS maka bila pada kegiatan ini mendapatkan 20 SKS, berarti satu semester," katanya.
Baca juga: LLDIKTI XI: Prodi Keperawatan Unmuh Kaltim raih akreditasi sangat baik
Sebelumnya, hal itu disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah XI Profesor Udiansyah usai penandatanganan naskah kesepahaman kerja sama dan naskah perjanjian kerja sama dalam rangka implementasi MBKM antara Universitas Sari Mulia dan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Pemkab HST, Kamis (11/2/2021), di Aula Kantor Kecamatan Hantakan.
Banjir besar
Banjir besar yang melanda 11 dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel pada awal tahun 2021 banyak menyisakan duka bagi sebagian besar warga di seluruh wilayah ini, tidak terkecuali warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang menjadi daerah paling parah terdampak banjir.
Bagaimana tidak, banjir telah meluluhlantakkan bukan hanya ekonomi warga, tetapi juga menghancurkan infrastruktur, rumah dan menghanyutkan harta benda masyarakat.
Baca juga: LLDIKTI Wilayah X raih tiga penghargaan anugerah humas Dikti 2020
Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, menjadi salah satu desa yang paling parah terdampak banjir yang bukan hanya menghancurkan fasilitas umum di daerah tersebut, tetapi juga rumah warga dan lainnya. Kondisi tersebut membuat sebagian besar warga trauma.
Melihat kondisi tersebut, LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, tidak tinggal diam.
Melalui program LLDIKTI PEDULI, lembaga yang menaungi PTS se Kalimantan itu, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama bangkit membangun kembali seluruh kerusakan yang terjadi.
LLDIKTI yang dimotori oleh Profesor Udiansyah, mengajak seluruh PTS di Kalimantan Selatan khususnya, untuk menjadi motor penggerak, bangkitnya asa pembangunan daerah di Kalsel.
Melalui Program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBMK), seluruh Civitas Akademika PTS Kalsel dan LLDIKTI XI, terlibat langsung di masyarakat, untuk bahu membahu membangun kembali Kalsel pascabanjir baik fisik maupun psikis masyarakat.
Baca juga: LLDIKTI: Sebagian besar kampus di DIY tetap terapkan kuliah daring
Menurut Profesor Udiansyah di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Jumat, Program MBMK menjadi kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk mengambil peran membantu dan membangun rasa empati kepada lingkungan serta memulihkan kondisi masyarakat dengan mempercepat pembangunan di Kalsel pascabanjir.
Peristiwa ini, kata dia, juga menjadi salah satu pembelajaran yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk bisa belajar berbagai hal yang terjadi di masyarakat pascabanjir.
Baca juga: LLDIKTI dukung Kalsel bangkit melalui program Merdeka Belajar
"Ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah rasa empati terhadap masyarakat dan lingkungan, saat mereka melaksanakan Program MBMK ini," katanya.
Menurut Udiansyah, melalui Program MBMK ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswa untuk menentukan cara belajar di lapangan.
Melalui Program Merdeka Belajar ini, diharapkan mahasiswa akan lebih paham dengan kondisi lingkungan dan daerahnya, sehingga pada akhirnya akan menjadi manusia unggul yang memiliki rasa empati dan kepedulian tinggi terhadap sekitarnya.
Baca juga: Kepala LLDIKTI XI apresiasi PTS Kalimantan bantu korban banjir
"Sehingga kondisi ini tepat sekali, sebagai tempat untuk berpartisipasi dan menempa mahasiswa untuk belajar berbagai hal. Mahasiswa juga akan banyak memetik hikmah dari peristiwa ini" katanya.
Kegiataan lapangan para mahasiswa tersebut dihargai sebagai satuan kredit semester (SKS), bahkan bisa 20 SKS.
"Kalau dalam satu tahun, SKS itu setara 40 SKS maka bila pada kegiatan ini mendapatkan 20 SKS, berarti satu semester," katanya.
Baca juga: LLDIKTI XI: Prodi Keperawatan Unmuh Kaltim raih akreditasi sangat baik
Sebelumnya, hal itu disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah XI Profesor Udiansyah usai penandatanganan naskah kesepahaman kerja sama dan naskah perjanjian kerja sama dalam rangka implementasi MBKM antara Universitas Sari Mulia dan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Pemkab HST, Kamis (11/2/2021), di Aula Kantor Kecamatan Hantakan.
Banjir besar
Banjir besar yang melanda 11 dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel pada awal tahun 2021 banyak menyisakan duka bagi sebagian besar warga di seluruh wilayah ini, tidak terkecuali warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang menjadi daerah paling parah terdampak banjir.
Bagaimana tidak, banjir telah meluluhlantakkan bukan hanya ekonomi warga, tetapi juga menghancurkan infrastruktur, rumah dan menghanyutkan harta benda masyarakat.
Baca juga: LLDIKTI Wilayah X raih tiga penghargaan anugerah humas Dikti 2020
Desa Alat, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, menjadi salah satu desa yang paling parah terdampak banjir yang bukan hanya menghancurkan fasilitas umum di daerah tersebut, tetapi juga rumah warga dan lainnya. Kondisi tersebut membuat sebagian besar warga trauma.
Melihat kondisi tersebut, LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, tidak tinggal diam.
Melalui program LLDIKTI PEDULI, lembaga yang menaungi PTS se Kalimantan itu, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama bangkit membangun kembali seluruh kerusakan yang terjadi.
LLDIKTI yang dimotori oleh Profesor Udiansyah, mengajak seluruh PTS di Kalimantan Selatan khususnya, untuk menjadi motor penggerak, bangkitnya asa pembangunan daerah di Kalsel.
Melalui Program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBMK), seluruh Civitas Akademika PTS Kalsel dan LLDIKTI XI, terlibat langsung di masyarakat, untuk bahu membahu membangun kembali Kalsel pascabanjir baik fisik maupun psikis masyarakat.
Baca juga: LLDIKTI: Sebagian besar kampus di DIY tetap terapkan kuliah daring
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: