Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana meminta Dinas Kesehatan Kota Surabaya memperdalam kemampuan tracing atau pelacakan kepada petugas Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya.

Whisnu Sakti Buana di Surabaya, Kamis, mengatakan jika sebelumnya satu pasien positif COVID-19 dilakukan tracing sebanyak 20 hingga 30 orang, kini targetnya 1:100 orang.

"Artinya, jika ada satu pasien positif, petugas melakukan tracingnya kontak erat mencapai 100 orang," katanya.

Menurut dia, dengan adanya tracing ini nantinya bisa diketahui orang yang positif COVID-19 tersebut tertularnya dimana.

"Jadi ini kita tingkatkan atas saran Pak Kapolrestabes Surabaya," katanya.

Baca juga: 90 persen kasus meninggal COVID-19 di Surabaya disertai komorbid

Baca juga: Petugas medis Surabaya akui sering dimaki saat tracing ODP-OTG


Whisnu menyebut, saat ini untuk kondisi Rukun Tetangga maupun Rukun Warga (RT/RW) di Kota Surabaya dinyatakan tidak ada yang zona merah, sebab rata-rata setiap RT/RW hanya ada satu pasien yang terkonfirmasi.

Namun demikian, Whisnu memastikan pihaknya akan terus memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) agar ke depan seluruh wilayah di kota Surabaya menjadi zona hijau.

"Makanya ada perbedaan perketatan di Surat Edaran (SE) dari wali kota yang dikeluarkan hanya mengenal zona merah. Untuk perbandingannya zona kuning 40 dan hijau 60," katanya.

Menurut dia, pelatihan tracing sebetulnya sudah dilakukan sejak awal pandemi, namun akan terus diperdalam dan ditingkatkan dengan tujuan menekan laju penyebaran dan memutus rantai COVID-19.

Baca juga: 2.301 tenaga kesehatan di Surabaya telah divaksin COVID-19

Baca juga: Ranjang pasien COVID-19 di Surabaya banyak yang kosong