Ekonom dorong UMKM adopsi teknologi agar bangkit dari pandemi
11 Februari 2021 12:39 WIB
Dokumentasi - Pelaku UMKM melakukan digitalisasi produk saat mengikuti pelatihan onboarding ke ekosistem digital dalam rangkaian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021 di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Bali, Selasa (26/1/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengoptimalkan adopsi teknologi agar kembali bangkit dari dampak pandemi COVID-19.
“Adopsi teknologi ini bisa menjadi focal point untuk mendongkrak transaksi bahkan hingga ratusan persen,” kata Fithra Faisal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ekonom yang juga Direktur Eksekutif Next Policy itu menambahkan sebagian pelaku UMKM yang mampu betahan adalah mereka yang mengandalkan teknologi, informasi dan komunikasi.
Menurut dia, peluang untuk rebound atau bangkit kembali dari dampak pandemi bagi pelaku UMKM juga terbilang besar karena didukung intervensi pemerintah baik dalam hak kesehatan dan fiskal.
Dia menjelaskan intervensi kesehatan seperti vaksinasi akan mempercepat pemulihan konsumsi serta mengembalikan potensi investasi yang lebih luas.
Lalu, intervensi fiskal dengan menambah stimulus hingga dua kali lipat pada tahun 2021 akan menggairahkan sektor UMKM.
Senada dengan Fithra, perusahaan yang menyediakan platform bagi pelaku usaha termasuk mikro dalam penyelesaian transaksi jual beli (POS) yakni Qasir juga menyebut teknologi berperan mendorong UMKM bisa bertahan dari dampak pandemi.
CEO Qasir Michael Williem mengatakan pelaku usaha yang bertahan adalah mereka yang sigap melakukan adaptasi, baik dalam penerapan protokol kesehatan dan adaptasi teknologi.
"Tidak dapat dipungkiri, transformasi digital membuat UMKM menjadi lebih berdaya saing,” katanya.
Misalnya, lanjut dia, ketika pelaku bisnis UMKM menjalin kemitraan dengan layanan pengiriman daring, kolaborasi dengan platform e-commerce dalam menjalankan promo, program bundling, dan strategi lain yang tujuannya membuat produk berputar.
Pelaku UMKM, kata dia, juga melakukan diversifikasi bisnis mencermati kebutuhan konsumen di era normal baru.
Ia optimis UMKM Indonesia dapat kembali pulih pada 2021 dibarengi transformasi proses bisnis agar formal salah satunya dengan merapikan pencatatan usaha dari cara manual, dapat beralih ke layanan digital.
Ia menilai transformasi digital UMKM terlihat dengan pertumbuhan volume transaksi e-commerce pada September 2020 mencapai 150,16 juta transaksi atau meningkat 79,38 persen secara tahunan dengan jumlah UMKM digital melampaui sembilan juta.
Sedangkan, lanjut dia, pelaku UMKM yang menggunakan platform memudahkan transaksi jual beli daring melalui Qasir juga tumbuh mencapai lebih dari 500 ribu meski berada dalam kondisi pandemi.
Baca juga: UMKM harus melek digital untuk bertahan di era pandemi
Baca juga: Mendag dorong pemanfaatan teknologi untuk pengembangan UMKM
Baca juga: UMKM yang beralih ke digital lebih bertahan di masa pandemi
“Adopsi teknologi ini bisa menjadi focal point untuk mendongkrak transaksi bahkan hingga ratusan persen,” kata Fithra Faisal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ekonom yang juga Direktur Eksekutif Next Policy itu menambahkan sebagian pelaku UMKM yang mampu betahan adalah mereka yang mengandalkan teknologi, informasi dan komunikasi.
Menurut dia, peluang untuk rebound atau bangkit kembali dari dampak pandemi bagi pelaku UMKM juga terbilang besar karena didukung intervensi pemerintah baik dalam hak kesehatan dan fiskal.
Dia menjelaskan intervensi kesehatan seperti vaksinasi akan mempercepat pemulihan konsumsi serta mengembalikan potensi investasi yang lebih luas.
Lalu, intervensi fiskal dengan menambah stimulus hingga dua kali lipat pada tahun 2021 akan menggairahkan sektor UMKM.
Senada dengan Fithra, perusahaan yang menyediakan platform bagi pelaku usaha termasuk mikro dalam penyelesaian transaksi jual beli (POS) yakni Qasir juga menyebut teknologi berperan mendorong UMKM bisa bertahan dari dampak pandemi.
CEO Qasir Michael Williem mengatakan pelaku usaha yang bertahan adalah mereka yang sigap melakukan adaptasi, baik dalam penerapan protokol kesehatan dan adaptasi teknologi.
"Tidak dapat dipungkiri, transformasi digital membuat UMKM menjadi lebih berdaya saing,” katanya.
Misalnya, lanjut dia, ketika pelaku bisnis UMKM menjalin kemitraan dengan layanan pengiriman daring, kolaborasi dengan platform e-commerce dalam menjalankan promo, program bundling, dan strategi lain yang tujuannya membuat produk berputar.
Pelaku UMKM, kata dia, juga melakukan diversifikasi bisnis mencermati kebutuhan konsumen di era normal baru.
Ia optimis UMKM Indonesia dapat kembali pulih pada 2021 dibarengi transformasi proses bisnis agar formal salah satunya dengan merapikan pencatatan usaha dari cara manual, dapat beralih ke layanan digital.
Ia menilai transformasi digital UMKM terlihat dengan pertumbuhan volume transaksi e-commerce pada September 2020 mencapai 150,16 juta transaksi atau meningkat 79,38 persen secara tahunan dengan jumlah UMKM digital melampaui sembilan juta.
Sedangkan, lanjut dia, pelaku UMKM yang menggunakan platform memudahkan transaksi jual beli daring melalui Qasir juga tumbuh mencapai lebih dari 500 ribu meski berada dalam kondisi pandemi.
Baca juga: UMKM harus melek digital untuk bertahan di era pandemi
Baca juga: Mendag dorong pemanfaatan teknologi untuk pengembangan UMKM
Baca juga: UMKM yang beralih ke digital lebih bertahan di masa pandemi
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: