Jakarta (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) menyatakan teknologi digital berpeluang menjadi pendorong pemulihan ekonomi berkelanjutan khususnya di Asia dan Pasifik dari krisis pandemi COVID-19.

Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada menuturkan negara-negara di Asia dan Pasifik memanfaatkan kemajuan teknologi dan digitalisasi untuk pemulihan dan terhubung kembali ke perekonomian global.

“Teknologi membantu terjalinnya kaitan global baru yang membuka peluang ekonomi sekaligus memiliki risiko dan tantangan tersendiri,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan catatan ADB, pendapatan dari platform digital mencapai 3,8 triliun dolar AS di seluruh dunia pada 2019 dengan 48 persen di antaranya atau sekitar 1,8 triliun dolar AS berasal dari Asia dan Pasifik atau setara 6 persen dari PDB kawasan ini.

ADB memperkirakan angka tersebut akan meningkat tajam pada 2020 seiring semakin banyaknya transaksi bisnis seperti pemesanan ojek dan taksi, pengantaran makanan, dan e-commerce.

Menurut ADB, percepatan transformasi digital berpotensi meningkatkan output, mendorong perdagangan dan usaha, serta membuka lapangan kerja secara global.

Oleh sebab itu, kenaikan ukuran sektor digital global hingga 20 persen dapat meningkatkan output global rata-rata sebesar 4,3 triliun dolar AS per tahun dari 2021 hingga 2025.

Dalam perhitungan yang sama, Asia dan Pasifik akan meraih dividen ekonomi senilai lebih dari 1,7 triliun dolar AS per tahun atau lebih dari 8,6 triliun dolar AS hingga 2025.

Tak hanya itu, peningkatan penggunaan teknologi digital akan menciptakan sekitar 65 juta pekerjaan baru setiap tahunnya di Asia dan Pasifik hingga 2025 sedangkan perdagangan regional akan naik 1 triliun dolar AS per tahun sampai 2025.

ADB menyatakan pemerintah dapat memaksimalkan manfaat perekonomian digital melalui kebijakan dan reformasi untuk memajukan infrastruktur dan konektivitas digital sekaligus akses ke infrastruktur dan konektivitas tersebut.

Langkah-langkah itu antara lain adalah mendorong persaingan yang adil dan menyempurnakan berbagai proses terkait kemudahan berusaha serta meningkatkan jaminan kerja dan perlindungan sosial agar selaras dengan pekerjaan digital.

ADB juga menekankan perlunya perhatian pada privasi dan keamanan data, perpajakan, kemitraan antara lembaga publik dan swasta, serta kerja sama di tingkat kawasan.

Baca juga: Presiden ajak industri manfaatkan teknologi digital
Baca juga: Huawei: Pemanfaatan teknologi digital percepat pemulihan ekonomi
Baca juga: ADB: Sektor transportasi jadi soko guru ekonomi Indonesia pada 2021