Peneliti sebut pentingnya fokus pada sektor penyumbang kinerja ekonomi
11 Februari 2021 09:29 WIB
Dokumentasi. Tangkapan layar - Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (5/2/2021). ANTARA/Tangkapan Layar Youtube BPS Statistik/pri.
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengingatkan pentingnya untuk melakukan pembenahan dan fokus kepada penguatan sektor yang telah menjadi penyumbang kinerja perekonomian.
Pingkan dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, mengatakan pembenahan ini penting karena upaya pemulihan ekonomi sedang berjalan, meski terjadi dengan pelan, dan pertumbuhan ekonomi belum menuju ke zona positif.
Dua sektor lapangan usaha yang bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi adalah sektor informasi dan komunikasi serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang selama pandemi justru tumbuh positif masing-masing 10,58 persen dan 11,6 persen sepanjang 2020.
"Pemerintah perlu memperhatikan sektor-sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan dan mendorong supaya sektor-sektor tersebut bisa terus berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi," katanya.
Dengan pencatatan tersebut, ia mengharapkan adanya ekosistem yang lebih kondusif untuk semua pelaku di sektor informasi dan komunikasi melalui regulasi yang adaptif dan memperhatikan dinamikanya.
Selain itu, Pingkan menambahkan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial juga dapat makin terdongkrak seiring dengan kenaikan tingkat kasus positif COVID-19 dan masyarakat terdampak di Indonesia.
Untuk sektor lainnya, ia mengakui terdapat pergerakan yang dinamis dan bervariasi, mengingat sebagian sektor penyumbang PDB masih terkontraksi, kecuali industri pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mampu bertahan dari serangan pandemi.
Namun, ia menyakini momentum perbaikan pada pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2020 bisa memicu terjadinya pembalikan terutama industri pengolahan, perdagangan serta konstruksi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Hal ini sangat penting untuk memastikan berjalannya kegiatan sekaligus menjaga keselamatan para pekerja. Capaian pertumbuhan yang diharapkan mungkin tidak akan tercapai dalam waktu yang singkat tapi setidaknya konsistensi untuk mempertahankan kinerja perlu terus dijalankan," kata Pingkan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 2,07 persen (yoy) pada 2020 sebagai imbas dari pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh dunia.
Meski terkontraksi dan tumbuh negatif, BPS mencatat perekonomian mulai menunjukkan adanya tanda-tanda optimisme dan perbaikan terutama di triwulan IV-2020.
Pada triwulan IV-2020 ekonomi tercatat minus 2,19 persen, setelah perekonomian pada triwulan II dan III-2020 terkontraksi masing-masing 5,32 persen dan 3,49 persen.
Tren yang mengalami "kenaikan" ini disebabkan oleh upaya pemerintah yang terus menerus memberikan stimulus belanja dan terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan disiplin protokol kesehatan serta adanya penemuan vaksin.
Baca juga: BPS: Komunikasi dan jasa kesehatan topang ekonomi RI sepanjang 2020
Baca juga: Peneliti sebut keberhasilan vaksinasi dapat pengaruhi perekonomian
Baca juga: Gubernur BI sebut perbaikan ekonomi terus berlanjut
Pingkan dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, mengatakan pembenahan ini penting karena upaya pemulihan ekonomi sedang berjalan, meski terjadi dengan pelan, dan pertumbuhan ekonomi belum menuju ke zona positif.
Dua sektor lapangan usaha yang bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi adalah sektor informasi dan komunikasi serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang selama pandemi justru tumbuh positif masing-masing 10,58 persen dan 11,6 persen sepanjang 2020.
"Pemerintah perlu memperhatikan sektor-sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan dan mendorong supaya sektor-sektor tersebut bisa terus berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi," katanya.
Dengan pencatatan tersebut, ia mengharapkan adanya ekosistem yang lebih kondusif untuk semua pelaku di sektor informasi dan komunikasi melalui regulasi yang adaptif dan memperhatikan dinamikanya.
Selain itu, Pingkan menambahkan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial juga dapat makin terdongkrak seiring dengan kenaikan tingkat kasus positif COVID-19 dan masyarakat terdampak di Indonesia.
Untuk sektor lainnya, ia mengakui terdapat pergerakan yang dinamis dan bervariasi, mengingat sebagian sektor penyumbang PDB masih terkontraksi, kecuali industri pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mampu bertahan dari serangan pandemi.
Namun, ia menyakini momentum perbaikan pada pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2020 bisa memicu terjadinya pembalikan terutama industri pengolahan, perdagangan serta konstruksi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Hal ini sangat penting untuk memastikan berjalannya kegiatan sekaligus menjaga keselamatan para pekerja. Capaian pertumbuhan yang diharapkan mungkin tidak akan tercapai dalam waktu yang singkat tapi setidaknya konsistensi untuk mempertahankan kinerja perlu terus dijalankan," kata Pingkan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 2,07 persen (yoy) pada 2020 sebagai imbas dari pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh dunia.
Meski terkontraksi dan tumbuh negatif, BPS mencatat perekonomian mulai menunjukkan adanya tanda-tanda optimisme dan perbaikan terutama di triwulan IV-2020.
Pada triwulan IV-2020 ekonomi tercatat minus 2,19 persen, setelah perekonomian pada triwulan II dan III-2020 terkontraksi masing-masing 5,32 persen dan 3,49 persen.
Tren yang mengalami "kenaikan" ini disebabkan oleh upaya pemerintah yang terus menerus memberikan stimulus belanja dan terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan disiplin protokol kesehatan serta adanya penemuan vaksin.
Baca juga: BPS: Komunikasi dan jasa kesehatan topang ekonomi RI sepanjang 2020
Baca juga: Peneliti sebut keberhasilan vaksinasi dapat pengaruhi perekonomian
Baca juga: Gubernur BI sebut perbaikan ekonomi terus berlanjut
Pewarta: Satyagraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: