Kebakaran lahan kelapa sawit di Agam-Sumbar meluas jadi 15 hektare
10 Februari 2021 20:58 WIB
Petugas Satgas BPBD Kabupaten Agam, Sumbar, Rabu (10/2/2021) sedang memadamkan api di daerah itu yang terbakar. (FOTO ANTARA/Yusrizal)
Lubukbasung, Sumbar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyatakan kebakaran lahan kelapa sawit di Lubuak Gadang, Nagari Durian Kapeh Darusalam, Kecamatan Tanjungmutiara menjadi 15 hektare.
"Sebelumnya luas lahan yang terbakar hanya 10 hektare. Namun api kembali hidup dan menjalar ke lokasi lain sehingga totalnya menjadi 15 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Ibu Kota Kabupaten Agam Rabu.
Ia mengatakan, 15 hektare lahan sawit itu milik tiga orang petani dan korban mengalami kerugian sekitar puluhan juta rupiah.
Saat ini, tambahnya, masih ada beberapa titik api di lahan perkebunan itu.
BPBD Agam menurunkan 10 orang anggota satgas beserta mesin pompa air. Pemadaman api juga melibatkan anggota Polres Agam dan warga sekitar.
Namun pemadaman api terkendala dengan tidak adanya akses jalan di lokasi, sehingga mobil pemadaman kebakaran tidak bisa menuju lokasi.
Selain itu, cuaca cukup panas, angin kencang dan lokasi merupakan tanah gambut yang sulit dalam memadamkan api.
"Kami telah memadamkan titik api, namun dengan tiupan angin cukup kencang, sehingga api kembali hidup," katanya.
Muhammad Lutfi Ar mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan saat cuaca panas ini dengan cara tidak membakar hasil perambahan lahan, tidak membuang puntung rokok dan lainnya, agar lahan tidak terbakar.
Salah seorang pemilik lahan perkebunan, Weri (36) mengakui lahan kelapa sawit miliknya terbakar sekitar empat hektare.
"Sawit dengan usia satu tahun itu hangus terbakar seluruhnya," katanya.
Lahan kepala sawit itu mulai terbakar pada Selasa (9/2) 2021 setelah api dari lahan milik petani lain menyalar ke lokasinya.
Api dengan mudah menyalar ke empat hektare lahan, karena kondisi kering dan ditambah angin cukup kencang.
Baca juga: Lima hektare lahan kelapa sawit warga Agam terbakar
Baca juga: 2.830 hektare kebun kelapa sawit di Agam akan diremajakan
Baca juga: Hujan redakan kebakaran lahan sawit Agam
Baca juga: Buaya muara bertelur di kebun sawit milik warga Agam
"Sebelumnya luas lahan yang terbakar hanya 10 hektare. Namun api kembali hidup dan menjalar ke lokasi lain sehingga totalnya menjadi 15 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Ibu Kota Kabupaten Agam Rabu.
Ia mengatakan, 15 hektare lahan sawit itu milik tiga orang petani dan korban mengalami kerugian sekitar puluhan juta rupiah.
Saat ini, tambahnya, masih ada beberapa titik api di lahan perkebunan itu.
BPBD Agam menurunkan 10 orang anggota satgas beserta mesin pompa air. Pemadaman api juga melibatkan anggota Polres Agam dan warga sekitar.
Namun pemadaman api terkendala dengan tidak adanya akses jalan di lokasi, sehingga mobil pemadaman kebakaran tidak bisa menuju lokasi.
Selain itu, cuaca cukup panas, angin kencang dan lokasi merupakan tanah gambut yang sulit dalam memadamkan api.
"Kami telah memadamkan titik api, namun dengan tiupan angin cukup kencang, sehingga api kembali hidup," katanya.
Muhammad Lutfi Ar mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan saat cuaca panas ini dengan cara tidak membakar hasil perambahan lahan, tidak membuang puntung rokok dan lainnya, agar lahan tidak terbakar.
Salah seorang pemilik lahan perkebunan, Weri (36) mengakui lahan kelapa sawit miliknya terbakar sekitar empat hektare.
"Sawit dengan usia satu tahun itu hangus terbakar seluruhnya," katanya.
Lahan kepala sawit itu mulai terbakar pada Selasa (9/2) 2021 setelah api dari lahan milik petani lain menyalar ke lokasinya.
Api dengan mudah menyalar ke empat hektare lahan, karena kondisi kering dan ditambah angin cukup kencang.
Baca juga: Lima hektare lahan kelapa sawit warga Agam terbakar
Baca juga: 2.830 hektare kebun kelapa sawit di Agam akan diremajakan
Baca juga: Hujan redakan kebakaran lahan sawit Agam
Baca juga: Buaya muara bertelur di kebun sawit milik warga Agam
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: