Di tengah pandemi, Kepala SMAN 1 Singaraja-Bali raih gelar doktor
10 Februari 2021 17:58 WIB
Kepala SMAN 1 Singaraja, Provinsi Bali I Putu Eka Wilantara meraih gelar doktor di Pascasarjana Undiksha setelah mempertahankan hasil penelitiannya tentang asesmen diri saat ujian terbuka di kampus setempat, Rabu (10/2/2021). (FOTO ANTARA/Made Adnyana/2021)
Singaraja, Bali (ANTARA) - Kepala SMAN 1 Singaraja, Provinsi Bali I Putu Eka Wilantara meraih gelar doktor di Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) setelah mempertahankan hasil penelitiannya tentang asesmen diri saat ujian terbuka di tengah masa pandemi COVID-19.
"Capaian ini sebagai sebuah kebanggaan tersendiri, apalagi semasa studi berbagai tantangan dihadapi dalam penyusunan disertasi," kata Wilantara setelah ujian di kampus setempat, Rabu.
Ia mengatakan tantangan tersebut tidak hanya datang dari diri sendiri yang juga disibukkan sebagai kepala sekolah, tetapi juga kehadiran pandemi COVID-19 yang memicu perubahan situasi, namun hal tersebut dapat diatasi berkat dukungan yang luar biasa dari promotor dan ko-promotor.
"Terkait dengan masa COVID-19 ini, beberapa instrumen penelitian yang saya susun dimodifikasi agar bersesuaian dengan keadaan di lapangan," katanya.
Pada kesempatan itu, peserta Program Studi Ilmu Pendidikan Undhiksa itu menyatakan alasannya untuk mengejar kualifikasi doktor untuk meningkatkan kualitas keilmuan, khususnya dalam bidang pendidikan terkait ilmu-ilmu kekinian, kebijakan, dan lebih spesifik terkait sistem penilaian siswa.
"Kami merasakan bahwa jenjang pendidikan S-3 adalah jenjang pendidikan tertinggi dan jurusan yang saya ambil adalah ilmu pendidikan sesuai bidang," katanya.
Terhadap hasil penelitiannya, ia berharap dapat direkomendasikan kepada guru maupun kepala sekolah untuk diimplementasikan sebagai upaya mendukung kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
"Yang penting, hasil ini akan terus dikembangkan kedepan untuk teman-teman di sekolah, di Buleleng nanti. Mudah-mudahan nanti dijadikan rekomendasi bagi sistem penilaian pendidikan di Indonesia," kata I Putu Eka Wilantara .
Dalam ujian itu, Direktur Pascasarjana Undiksha, Prof Dr I Gusti Putu Suharta, M.Si., mengharapkan raihan doktor ini dapat diimbangi dengan pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan.
"Kami memberikan apresiasi atas capaian doktor ini. Semoga selalu dapat menjaga citra Pascasarjana Undiksha," katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia menegaskan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, Pascasarjana Undiksha terus melakukan perbaikan mulai dari segi tata pamong, pelayanan, dan sebagainya.
Dalam upaya percepatan kelulusan mahasiswa di tengah pandemi COVID-19, dilakukan dengan mendistribusikan pembimbing sesuai bidang keahliannya dan juga memperhatikan beban dosen.
"Dengan demikian, para dosen itu akan lebih intens memberikan pembimbingan kepada mahasiswa. Yang berikutnya juga, kami pimpinan melalui koorprodi selalu menyarankan untuk memantau para mahasiswa dan dosen dalam proses penyelesaian tugas akhir ini," katanya.
Upaya tersebut juga didukung dengan pembentukan pusat layanan percepatan studi yang bertugas membantu para mahasiswa memecahkan permasalahan dalam studi, baik akademik maupun non-akademik.
"Ini dikaji dulu, sehingga mahasiswa bisa dibantu menangani masalah yang dihadapi. Dengan demikian, kelancaran studi sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau S-2 itu dua tahun masa studi normal. Kalau S-3, tiga tahun," demikian I Gusti Putu Suharta.
Baca juga: Dua doktor baru dilahirkan Undiksha-Bali
Baca juga: Budi daya abalone antar mahasiswa Undiksha juara LKTI
Baca juga: Jajaki kerja sama, Dubes India kunjungi Undiksha Singaraja
"Capaian ini sebagai sebuah kebanggaan tersendiri, apalagi semasa studi berbagai tantangan dihadapi dalam penyusunan disertasi," kata Wilantara setelah ujian di kampus setempat, Rabu.
Ia mengatakan tantangan tersebut tidak hanya datang dari diri sendiri yang juga disibukkan sebagai kepala sekolah, tetapi juga kehadiran pandemi COVID-19 yang memicu perubahan situasi, namun hal tersebut dapat diatasi berkat dukungan yang luar biasa dari promotor dan ko-promotor.
"Terkait dengan masa COVID-19 ini, beberapa instrumen penelitian yang saya susun dimodifikasi agar bersesuaian dengan keadaan di lapangan," katanya.
Pada kesempatan itu, peserta Program Studi Ilmu Pendidikan Undhiksa itu menyatakan alasannya untuk mengejar kualifikasi doktor untuk meningkatkan kualitas keilmuan, khususnya dalam bidang pendidikan terkait ilmu-ilmu kekinian, kebijakan, dan lebih spesifik terkait sistem penilaian siswa.
"Kami merasakan bahwa jenjang pendidikan S-3 adalah jenjang pendidikan tertinggi dan jurusan yang saya ambil adalah ilmu pendidikan sesuai bidang," katanya.
Terhadap hasil penelitiannya, ia berharap dapat direkomendasikan kepada guru maupun kepala sekolah untuk diimplementasikan sebagai upaya mendukung kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
"Yang penting, hasil ini akan terus dikembangkan kedepan untuk teman-teman di sekolah, di Buleleng nanti. Mudah-mudahan nanti dijadikan rekomendasi bagi sistem penilaian pendidikan di Indonesia," kata I Putu Eka Wilantara .
Dalam ujian itu, Direktur Pascasarjana Undiksha, Prof Dr I Gusti Putu Suharta, M.Si., mengharapkan raihan doktor ini dapat diimbangi dengan pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan.
"Kami memberikan apresiasi atas capaian doktor ini. Semoga selalu dapat menjaga citra Pascasarjana Undiksha," katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia menegaskan dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, Pascasarjana Undiksha terus melakukan perbaikan mulai dari segi tata pamong, pelayanan, dan sebagainya.
Dalam upaya percepatan kelulusan mahasiswa di tengah pandemi COVID-19, dilakukan dengan mendistribusikan pembimbing sesuai bidang keahliannya dan juga memperhatikan beban dosen.
"Dengan demikian, para dosen itu akan lebih intens memberikan pembimbingan kepada mahasiswa. Yang berikutnya juga, kami pimpinan melalui koorprodi selalu menyarankan untuk memantau para mahasiswa dan dosen dalam proses penyelesaian tugas akhir ini," katanya.
Upaya tersebut juga didukung dengan pembentukan pusat layanan percepatan studi yang bertugas membantu para mahasiswa memecahkan permasalahan dalam studi, baik akademik maupun non-akademik.
"Ini dikaji dulu, sehingga mahasiswa bisa dibantu menangani masalah yang dihadapi. Dengan demikian, kelancaran studi sesuai dengan yang kita harapkan. Kalau S-2 itu dua tahun masa studi normal. Kalau S-3, tiga tahun," demikian I Gusti Putu Suharta.
Baca juga: Dua doktor baru dilahirkan Undiksha-Bali
Baca juga: Budi daya abalone antar mahasiswa Undiksha juara LKTI
Baca juga: Jajaki kerja sama, Dubes India kunjungi Undiksha Singaraja
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: