Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatatkan pertumbuhan ekonomi -0,81 pada akhir 2020 atau lebih baik dibanding perkiraan awal yaitu mengalami penurunan hingga -2,22 persen akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
"Pandemi COVID-19 menjadi penyebab utama menurunnya pertumbuhan ekonomi di Kota Yogyakarta yang untuk pertama kali sejak 2013 menjadi minus," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Rabu.
Berdasarkan data Bappeda Kota Yogyakarta, laju pertumbuhan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) di kota tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan sepanjang pandemi COVID-19 yaitu 6,77 persen dibanding 2019.
"Ada banyak sektor yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Apalagi Yogyakarta mengandalkan perkonomian dari sektor pariwisata," katanya.
Baca juga: Gubernur BI sebut perbaikan ekonomi terus berlanjut
Meskipun demikian, Agus mengatakan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 sehingga tidak lagi minus tetapi bisa kembali mendekati target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2017-2022.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2021 harus positif. Kami tetap mengandalkan pada sektor usaha kecil mikro (UKM) dan dari sektor informasi dan komunikasi atau digital," katanya.
Agus menyebut sektor informasi dan dan komunikasi memiliki sumbangsih sekitar 15 persen untuk pendapatan domestik regional bruto di Kota Yogyakarta sepanjang 2020 yaitu Rp4,04 miliar.
Baca juga: Erick Thohir: Ekonomi RI di titik lebih baik dibanding negara lain
Dua sektor lain yang juga menyumbang PDRB cukup tinggi sepanjang 2020 adalah dari sektor industri pengolahan Rp3,5 miliar dan dari penyedia akomodasi serta makan minum sebesar Rp3,3 miliar.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudiyatmoko mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada 2020 masih lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami minus dua persen.
"Ada penurunan 634 persen dibanding target dalam RPJMD. Tentunya, untuk tahun ini harus bisa digenjot hingga 700 persen supaya pertumbuhan ekonomi menjadi positif lagi," katanya.
Danang optimistis Kota Yogyakarta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya pada 2021 menjadi positif bahkan diharapkan bisa mencapai empat persen.
Salah satu sektor yang bisa digerakkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah dari sektor pembangunan infrastruktur, apalagi sektor tersebut tetap bisa berjalan 100 persen di tengah masa pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Sektor ini bisa diandalkan untuk memberikan multiplier effect yang baik. Harapannya, tidak ada egosektoral antar organisasi perangkat daerah (OPD) sehingga pekerjaan infrastruktur bisa dikerjakan dengan maksimal," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan mampu menyelesaikan lelang berbagai pekerjaan fisik pada triwulan pertama 2021 sehingga pekerjaan bisa dilakukan lebih cepat.
Sejumlah pekerjaan pembangunan infrastruktur yang direncanakan dikerjakan tahun ini dai antaranya, revitalisasi jalur pedestrian di Jalan Jenderal Sudirman dari simpang Galeria hingga simpang Gramedia memanfaatkan dana keistimewaan.
Kota Yogyakarta catatkan pertumbuhan ekonomi -0,81 pada 2020
10 Februari 2021 17:37 WIB
Tugu Yogyakarta yang menjadi ikon kota (Eka AR)
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: