Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Jumeri mengakui pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) pada jenjang sekolah dasar (SD) tidak berjalan dengan baik.

“Jenjang SD merupakan jenjang yang paling sulit menghadapi pandemi COVID-19 dan PJJ tidak berlangsung baik pada satuan pendidikan dasar,” ujar Jumeri pada peluncuran Kampus Merdeka yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Kolaborasi antara Ditjen Dikti dan Ditjen Dikdasmen, lanjut dia, diharapkan menghasilkan perubahan yang baik bagi pembelajaran untuk jenjang SD.

Baca juga: Dirjen : Murid PAUD dan SD paling terdampak belajar dari rumah

“Ini merupakan tantangan yang luar biasa, ada kesempatan untuk mengasah pengetahuan, keterampilan, kepedulian dan sekaligus berkolaborasi untuk bangsa,” tambah dia.

Jika ada setidaknya 2.000 mahasiswa yang terjun ke SD dan setiap SD ada minimal enam guru SD, maka sekurang-kurangnya ada 12.000 guru yang mendapatkan pencerahan dengan hadirnya mahasiswa itu.

Baca juga: Kemendikbud: Peta Jalan Pendidikan berisi wajib belajar 12 tahun

Baca juga: Kemendikbud sebut SKB empat menteri sudah tepat


Dia berharap program tersebut dapat memberikan kontribusi positif pada jenjang SD. Jumeri juga meminta para kepala dinas dan kepala sekolah menyambut baik kedatangan mahasiswa tersebut.

Pada hari yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Program Kampus Mengajar yang bertujuan membantu pendidikan siswa jenjang SD di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) pada masa pandemi COVID-19.

Para mahasiswa itu mengabdi paling lama 12 minggu. Program itu merupakan kerja sama Kemendikbud dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca juga: Kemendikbud : Keleluasaan pembelajaran tatap muka kurangi dampak PJJ

Baca juga: Kemendikbud sebut tidak lepas tangan pemberian keleluasaan pada pemda