Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan inspeksi manajemen pengelolaan air di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Pengecekan dilakukan untuk mencegah banjir yang pernah terjadi bandara ini. Inspeksi tersebut dilakukan langsung setelah Menteri Perhubungan mendarat dari kunjungan kerja di Semarang Jawa Tengah, pada Minggu (7/2) kemarin.

"Saya mengecek langsung untuk mengetahui kesiapan pengelola Bandara Halim Perdanakusuma dalam menghadapi cuaca ekstrem saat ini. Saya ingin tahu bagaimana kondisi drainase-nya. Bagaimana kolam penampungan airnya. Jangan sampai terjadi banjir lagi,” ujar Menteri Budi Karya Sumadi.

Baca juga: Menhub cek bandara dan stasiun Semarang pascabanjir

Baca juga: Semarang banjir, Menhub tinjau simpul-simpul transportasi


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan bahwa puncak musim hujan 2020/2021 di wilayah Indonesia diprediksikan berlangsung antara Januari-Februari 2021.

Dalam inspeksi tersebut, Menhub didampingi antara lain oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub Novie Riyanto, Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko, dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin. Bandara Halim Perdanakusuma dikelola oleh Angkasa Pura II.

Selain kolam penampungan, Menteri Budi juga melihat Sungai Kali Cipinang, yang terletak berdampingan dengan area bandara. Kali Cipinang ini pengelolaannya berada dalam wewenang pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PUPR.

Jarot Widyoko banyak memberi masukan agar Bandara Halim Perdanakusuma tak terendam banjir, khususnya berkaitan dengan penanganan Kali Cipinang.

"Saya telah menginstruksikan Pak Awal (Dirut PT Angkasa Pura II), untuk berkoordinasi intens tentang penanganan banjir di bandara ini langsung dengan Pak Jarot, khususnya berkaitan dengan manajemen pengelolaan air," ujar Menteri Perhubungan.

Awal tahun lalu, landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma, serta area bandara tempat hilir mudik penumpang pesawat terbang pernah terendam air. Akibatnya, penerbangan di bandara ini terganggu, dan dialihkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.