Jakarta (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pengambilan keputusan terkait penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, yang tertunda satu tahun akibat pandemi virus corona, harus berbasis sains.

Olimpiade 2020 Tokyo akan dimulai dalam waktu kurang dari enam bulan lagi. Pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) bertekad untuk melaksanakan pesta olahraga empat tahunan itu sesuai jadwal pada 23 Juli-8 Agustus dengan pengawasan yang ketat, termasuk kemungkinan diselenggarakan tanpa penonton.

Dalam wawancara bersama Radio Westwood One Sports saat istirahat turun minum Liga Sepak Bola Nasional (NFL), Minggu (7/2), Biden berharap Olimpiade dapat tetap berlangsung demi para atlet yang telah berlatih keras untuk pentas di pesta olahraga terakbar sejagat itu.

Baca juga: Penolakan warga Jepang terhadap Olimpiade Tokyo berkurang
Baca juga: Coates sebut Olimpiade Tokyo "100 persen" kemungkinan besar digelar


“Saya telah berbicara dengan perdana menteri Jepang. Dia bekerja sangat keras untuk membuka Olimpiade dengan aman...Saya pikir itu (keputusan Olimpiade) harus berbasis pada sains, apakah aman atau tidak,” kata Biden sebagaimana dikutip Reuters, Senin.

Biden yang resmi menjabat sebagai presiden AS sejak Januari lalu itu mengatakan dirinya sampai tak enak hati membayangkan nasib para atlet jika mereka tidak bisa bertanding di Olimpiade tahun ini.

“Membayangkan mereka yang telah berlatih selama empat tahun, empat tahun hanya untuk satu kesempatan lalu tiba-tiba mereka harus kehilangan kesempatan itu,” ucapnya.

“Saya bisa merasakan kepedihan mereka, tapi kami harus mengambil keputusannya berdasarkan sains,” pungkas dia.

Baca juga: Kurangnya tenaga medis jadi masalah berikutnya bagi Olimpiade Tokyo
Baca juga: Jepang pastikan keberlangsungan Olimpiade Tokyo meski masih pandemi