Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pers di Indonesia harus tetap berbudaya di tengah tantangan yang dihadapi industri tersebut ke depan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Konvensi Nasional Media Massa menyambut Hari Pers Nasional 2021, di Jakarta, Senin, mengatakan posisi saat ini pers tentu tidak mudah untuk bertahan.

Tekanan-tekanan dari teknologi informasi, ketika teknologi digital betul-betul pers terdisrupsi. Dan ternyata hal itu bisa saja mempengaruhi sikap dan perilaku media atau pers.

"Semoga segera pers harus tetap berbudaya dalam kondisi yang sangat sulit, ujian-ujian itu makin berat adanya," kata dia.

Baca juga: Yasonna: Pers tidak boleh kalah apalagi mati menghadapi COVID-19
Perilaku budaya itu, kata dia, yakni selalu membudayakan nilai-nilai Pancasila di setiap kondisi, tantangan yang dihadapi.

"Sehingga ketika ada goncangan-goncangan negara yang kuat kita tinggal punya pilihan, kita mau 'provokasi', gebukin habis-habisan atau kemudian menumbuhkan optimisme," ucapnya.

Dengan menumbuhkan optimisme, lanjut Ganjar, Indonesia tentunya akan bisa berada pada bingkai yang tepat, negara bisa berjalan dan sesuai dengan relnya.

Baca juga: Anies sebut pers berperan jembatani pemerintah atasi COVID-19
"Dan tentu ada budaya, hukum dan kode etik yang menjadi penting, biasanya kode etik ini tantangannya menjadi sangat besar," kata Ganjar.

Tantangan pers belakangan dapat membuat praktik-praktik di lapangan kadang-kadang menjadi tidak etis.

"Inilah yang menjadi koreksi-koreksi kita lakukan. Dan tentu saja dialog ini menjadi penting, itu yang sering sekali saya dengarkan dengar bagaimana kita saling sinergi, agar kemudian saling bisa memanfaatkan informasi-informasi dengan baik agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar," ujarnya.