Pos lapangan dinilai efektif kurangi potensi karhutla di Kotim
8 Februari 2021 16:11 WIB
Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Czi Akhmad Safari didampingi Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi dan Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin saat diwawancarai usai mengikuti konferensi video dengan Kapolda Kalimantan Tengah, Senin (8/2/2021). ANTARA/Norjani
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diharapkan kembali mengaktifkan pos lapangan di sejumlah lokasi karena dinilai efektif mengurangi potensi kebakaran hutan dan lahan.
"Melalui pos lapangan itu Satgas bisa mengontrol kegiatan-kegiatan pembukaan lahan dengan pembakaran maupun kegiatan lain yang sifatnya bisa merusak lingkungan dengan membakar hutan," kata Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Czi Akhmad Safari di Sampit, Senin.
Akhmad Safari mengatakan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan atau karhutla harus terus dilakukan karena Kotawaringin Timur (Kotim) termasuk daerah yang sangat rawan karhutla saat musim kemarau.
Baca juga: Pemkab Kotim tetap waspada karhutla meski intensitas hujan meningkat
"Tingginya tingkat kerawanan itu tidak terlepas dari luasnya sebaran lahan gambut di daerah ini. Lahan gambut yang kering saat kemarau sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar hingga ke dalam tanah," katanya.
Sebelumnya saat paparan rapat evaluasi akhir tahun 2020, Akhmad Safari menyebutkan jumlah titik panas atau "hot spot" selama 2020 sebanyak 2.323 titik panas. Paling banyak terpantau pada Oktober 2020, bertepatan dengan musim tanam Oktober-Maret.
Meski jumlah titik panas pada 2020 tidak sebanyak tahun sebelumnya, kata dia, kewaspadaan harus tetap dilakukan tahun ini, khususnya saat kemarau nanti karena ancaman karhutla itu selalu ada.
"Tahun 2020, karhutla di kabupaten ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Hasil evaluasi, kondisi cuaca yakni kemarau basah yang terjadi membuat karhutla bisa dikendalikan," katanya.
Baca juga: Bupati Kotawaringin Timur perintahkan kepala desa cegah karhutla
Selain itu, Satgas Penanggulangan Karhutla juga mendirikan pos-pos lapangan seperti di Kecamatan Kota Besi, Mentaya Hilir Selatan, dan Cempaga. Keberadaan pos lapangan ini dinilai sangat membantu karena pencegahan dan penanganan bisa dilakukan dengan cepat sehingga kebakaran lahan bisa diatasi sebelum membesar.
Keberadaan pos lapangan juga dapat mencegah niat oknum warga yang ingin membersihkan lahan dengan pembakaran. Dampaknya sangat bagus karena potensi karhutla dapat ditekan.
"Tahun 2021 ini kami harapkan pos-pos lapangan itu tetap aktif. Tadi Pak Kapolda mengatakan bahwa kegiatan membakar lahan untuk pertanian dilakukan di akhir musim hujan sebelum musim kemarau, sehingga harus diantisipasi. Ini yang menjadi perhatian kita bersama," kata Akhmad Safari usai menghadiri konferensi video Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Dedi Prasetyo dengan pemerintah kabupaten dan kota.
Baca juga: Bupati Kotim : Karhutla sebabkan 50 persen aktivitas ekonomi terganggu
Akhmad Safari berharap tahun ini potensi karhutla dan angka titik panas di Kotawaringin Timur bisa ditekan sehingga bencana kabut asap bisa dicegah. "Diperlukan dukungan semua pihak, khususnya masyarakat agar karhutla dan kabut asap bisa dicegah," katanya.
"Melalui pos lapangan itu Satgas bisa mengontrol kegiatan-kegiatan pembukaan lahan dengan pembakaran maupun kegiatan lain yang sifatnya bisa merusak lingkungan dengan membakar hutan," kata Komandan Kodim 1015 Sampit Letkol Czi Akhmad Safari di Sampit, Senin.
Akhmad Safari mengatakan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan atau karhutla harus terus dilakukan karena Kotawaringin Timur (Kotim) termasuk daerah yang sangat rawan karhutla saat musim kemarau.
Baca juga: Pemkab Kotim tetap waspada karhutla meski intensitas hujan meningkat
"Tingginya tingkat kerawanan itu tidak terlepas dari luasnya sebaran lahan gambut di daerah ini. Lahan gambut yang kering saat kemarau sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar hingga ke dalam tanah," katanya.
Sebelumnya saat paparan rapat evaluasi akhir tahun 2020, Akhmad Safari menyebutkan jumlah titik panas atau "hot spot" selama 2020 sebanyak 2.323 titik panas. Paling banyak terpantau pada Oktober 2020, bertepatan dengan musim tanam Oktober-Maret.
Meski jumlah titik panas pada 2020 tidak sebanyak tahun sebelumnya, kata dia, kewaspadaan harus tetap dilakukan tahun ini, khususnya saat kemarau nanti karena ancaman karhutla itu selalu ada.
"Tahun 2020, karhutla di kabupaten ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Hasil evaluasi, kondisi cuaca yakni kemarau basah yang terjadi membuat karhutla bisa dikendalikan," katanya.
Baca juga: Bupati Kotawaringin Timur perintahkan kepala desa cegah karhutla
Selain itu, Satgas Penanggulangan Karhutla juga mendirikan pos-pos lapangan seperti di Kecamatan Kota Besi, Mentaya Hilir Selatan, dan Cempaga. Keberadaan pos lapangan ini dinilai sangat membantu karena pencegahan dan penanganan bisa dilakukan dengan cepat sehingga kebakaran lahan bisa diatasi sebelum membesar.
Keberadaan pos lapangan juga dapat mencegah niat oknum warga yang ingin membersihkan lahan dengan pembakaran. Dampaknya sangat bagus karena potensi karhutla dapat ditekan.
"Tahun 2021 ini kami harapkan pos-pos lapangan itu tetap aktif. Tadi Pak Kapolda mengatakan bahwa kegiatan membakar lahan untuk pertanian dilakukan di akhir musim hujan sebelum musim kemarau, sehingga harus diantisipasi. Ini yang menjadi perhatian kita bersama," kata Akhmad Safari usai menghadiri konferensi video Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Dedi Prasetyo dengan pemerintah kabupaten dan kota.
Baca juga: Bupati Kotim : Karhutla sebabkan 50 persen aktivitas ekonomi terganggu
Akhmad Safari berharap tahun ini potensi karhutla dan angka titik panas di Kotawaringin Timur bisa ditekan sehingga bencana kabut asap bisa dicegah. "Diperlukan dukungan semua pihak, khususnya masyarakat agar karhutla dan kabut asap bisa dicegah," katanya.
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: