Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Kota Semarang memperpanjang peringatan dini hujan lebat hingga sepekan ke depan untuk wilayah Jawa Tengah.

"Analisis sementara menunjukkan aktivitas Monsun Dingin Asia dan daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin konvergensi di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya," kata Kepala Stasiun Klimatologi Semarang Sukasno melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad.

Kondisi tersebut didukung dengan masa udara yang labil serta kelembaban udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di Jawa Tengah, khususnya sebagian besar wilayah pantai Utara Tengah-Barat, termasuk Kota Semarang.

Sukasno menyatakan banjir di Semarang dipicu oleh cuaca ekstrem, yaitu hujan lebat hingga sangat lebat disertai kilat/petir yang berlangsung terus menerus.

Baca juga: Menteri PUPR: Penyebab Kota Lama Semarang terendam curah hujan ekstrem

Baca juga: Terus diguyur hujan, 80 rumah di Batang-Jateng terendam banjir


"BMKG Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada Sabtu (6/2) pukul 01.30 WIB dan telah diperbarui pukul 05.20 WIB. Kota Semarang termasuk salah satu wilayah yang masuk dalam peringatan dini tersebut," ujarnya.

Stasiun Klimatologi Kota Semarang mencatat peta sebaran curah hujan harian Kota Semarang pada Sabtu (6/2) pukul 07.00 WIB terukur hujan dengan intensitas lebat-ekstrem. Stasiun Meteorologi Ahmad Yani mengukur curah hujan sebesar 171 milimeter.

Curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Beringin Kecamatan Ngaliyan dengan curah hujan 183 milimeter, sedangkan curah hujan terendah di Pos Hujan Meteseh Kecamatan Tembalang yang tercatat 69 milimeter.*

Baca juga: BMKG: Waspadai dampak hujan lebat di Jateng selatan 21-22 Desember

Baca juga: Saat Pilkada 2020, hujan berpotensi guyur sejumlah wilayah Jateng