200 ASN Pemkot Surabaya ikuti skrining donor plasma
6 Februari 2021 18:43 WIB
Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana memantau pelaksanaan skrining donor plasma konvalesen di Gedung Wanita Jalan Kalibokor Kota Surabaya, Sabtu (6/2/2020). ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya.
Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 200 dari 500 aparatur sipil negara (ASN) dan non-ASN penyintas COVID-19 di Pemkot Surabaya mengikuti skrining donor plasma konvalesen di Gedung Wanita Jalan Kalibokor Kota Surabaya, Sabtu.
"Memang kita awali dari lingkungan Pemkot Surabaya guna memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat Surabaya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana seusai membuka acara skrining donor plasma.
Menurut dia, gerakan donor plasma konvalesen yang dikhususkan bagi ASN dan Non-ASN Pemkot Surabaya kali ini akan terus berlanjut untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya menyediakan stok plasma konvalesen.
Menurut Whisnu, awalnya acara ini akan dibuka juga untuk umum, karena memang animo masyarakat untuk mendonorkan plasma konvalesennya sangat tinggi. Namun, karena keterbatasan personil dari PMI Surabaya, akhirnya ditahap awal ini dikhususkan untuk jajaran pemkot dan hanya diambil 200 orang.
"Padahal kita sudah punya data 500 orang penyintas di lingkungan pemkot yang siap mendonorkan plasmanya," kata dia.
Baca juga: 120 anggota Polda Jatim jalani donor plasma konvalesen
Oleh karena itu, ia memastikan akan terus menggelar acara serupa untuk memasifkan gerakan donor plasma konvalesen. Bahkan, ia juga mengaku akan keliling supaya masyarakat umum juga bisa mendonorkan plasmanya.
"Kita ingin gerakan ini menjadi gerakan yang masif di Surabaya, karena plasma konvalesen ini sangat efektif," katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki pemkot, sebanyak 68 persen lebih pasien yang positif COVID-19 bisa disembuhkan dengan plasma konvalesen, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya.
Makanya, lanjut dia, ketika berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mereka juga menyarankan bahwa pemberian plasma konvalesen itu diberikan pada saat kondisi pasien sedang, bukan dalam kondisi berat.
"Dengan cara itu diharapkan bisa semakin menyelamatkan banyak jiwa," katanya.
Baca juga: Gerakan Wani Donor Plasma Konvalesen dibentuk di Surabaya
Ia juga mengaku bersyukur sekaligus bangga sebagai arek Suroboyo karena ternyata donor plasma di Surabaya tertinggi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini sudah sekitar 5 ribu kantong plasma konvalesen yang disalurkan, baik disalurkan di Surabaya maupun di seluruh daerah Indonesia.
"Dengan 5 ribu kantong yang kita salurkan itu, berarti hampir 5 ribu jiwa saudara-saudara kita yang bisa kita bantu untuk sembuh dari COVID-19, tentu ini membuat kita bangga," katanya.
Baca juga: Menko PMK imbau penyintas COVID-19 donorkan plasma konvalesen
Baca juga: Karyawan Pertamina Jatimbalinus donorkan plasma konvalesen
"Memang kita awali dari lingkungan Pemkot Surabaya guna memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat Surabaya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana seusai membuka acara skrining donor plasma.
Menurut dia, gerakan donor plasma konvalesen yang dikhususkan bagi ASN dan Non-ASN Pemkot Surabaya kali ini akan terus berlanjut untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya menyediakan stok plasma konvalesen.
Menurut Whisnu, awalnya acara ini akan dibuka juga untuk umum, karena memang animo masyarakat untuk mendonorkan plasma konvalesennya sangat tinggi. Namun, karena keterbatasan personil dari PMI Surabaya, akhirnya ditahap awal ini dikhususkan untuk jajaran pemkot dan hanya diambil 200 orang.
"Padahal kita sudah punya data 500 orang penyintas di lingkungan pemkot yang siap mendonorkan plasmanya," kata dia.
Baca juga: 120 anggota Polda Jatim jalani donor plasma konvalesen
Oleh karena itu, ia memastikan akan terus menggelar acara serupa untuk memasifkan gerakan donor plasma konvalesen. Bahkan, ia juga mengaku akan keliling supaya masyarakat umum juga bisa mendonorkan plasmanya.
"Kita ingin gerakan ini menjadi gerakan yang masif di Surabaya, karena plasma konvalesen ini sangat efektif," katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki pemkot, sebanyak 68 persen lebih pasien yang positif COVID-19 bisa disembuhkan dengan plasma konvalesen, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memberikannya.
Makanya, lanjut dia, ketika berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mereka juga menyarankan bahwa pemberian plasma konvalesen itu diberikan pada saat kondisi pasien sedang, bukan dalam kondisi berat.
"Dengan cara itu diharapkan bisa semakin menyelamatkan banyak jiwa," katanya.
Baca juga: Gerakan Wani Donor Plasma Konvalesen dibentuk di Surabaya
Ia juga mengaku bersyukur sekaligus bangga sebagai arek Suroboyo karena ternyata donor plasma di Surabaya tertinggi di Indonesia. Bahkan, sampai saat ini sudah sekitar 5 ribu kantong plasma konvalesen yang disalurkan, baik disalurkan di Surabaya maupun di seluruh daerah Indonesia.
"Dengan 5 ribu kantong yang kita salurkan itu, berarti hampir 5 ribu jiwa saudara-saudara kita yang bisa kita bantu untuk sembuh dari COVID-19, tentu ini membuat kita bangga," katanya.
Baca juga: Menko PMK imbau penyintas COVID-19 donorkan plasma konvalesen
Baca juga: Karyawan Pertamina Jatimbalinus donorkan plasma konvalesen
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: