Dolar jatuh, tertekan data pekerjaan AS yang menghentikan reli
6 Februari 2021 07:45 WIB
Ilustrasi - Mata Uang Amerika Serikat. USD, juga disebut sebagai dolar AS, atau dolar Amerika. ANTARA/Shutterstock/pri.
New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat menghentikan reli, menunjukkan bahwa beberapa pedagang mungkin telah menilai berlebihan untuk pemulihan Amerika yang lebih kuat dari pandemi Virus Corona.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,5 persen menjadi 91,028, tetapi masih mempertahankan kenaikan mingguan 0,6 persen.
Euro menguat 0,7 persen menjadi 1,2042 dolar, merupakan kenaikan harian terbesarnya dalam lebih dari dua bulan setelah laporan, yang dikatakan oleh Marc Chandler, ahli strategi di Bannockburn Global Forex, melakukan lebih banyak untuk memaksa pedagang jangka pendek menyesuaikan posisi long-dollar dan short-euro daripada mengubah prospek ekonomi untuk pemulihan AS yang lebih kuat dari rekan-rekannya.
“Ini memaksa beberapa posisi long-dollar keluar,” kata Chandler. “Ini tidak benar-benar mengubah apa yang diharapkan untuk PDB kuartal pertama di AS. Pemposisian pasar adalah cerita yang berbeda.”
Baca juga: Harga emas melonjak 21,8 dolar, tembus di atas 1.800 dolar
Laporan tersebut menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS rebound kurang dari yang diharapkan pada Januari dan kehilangan pekerjaan pada bulan sebelumnya lebih dalam dari yang diperkirakan, memperkuat alasan untuk uang bantuan tambahan guna membantu pemulihan dari pandemi COVID-19.
Greenback turun 0,1 persen terhadap yen di 105,42.
Perubahan yang lebih moderat terhadap yen, kata Chandler, konsisten dengan imbal hasil obligasi AS jangka panjang yang naik tipis sebagai reaksi terhadap laporan tersebut, dan dukungan yang diberikannya untuk pengeluaran pemerintah tambahan buat merangsang ekonomi.
Selisih antara imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun dan 10 tahun, yang dipandang sebagai indikator ekspektasi ekonomi, melebar hingga 106 basis poin dan terbesar sejak Mei 2017.
Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, dipicu kekhawatiran naiknya kasus COVID-19
Presiden AS Joe Biden mengutip laporan itu ketika ia dan sekutu Demokratnya mendorong langkah-langkah menuju paket bantuan COVID-19 senilai 1,9 miliar dolar AS, termasuk pemungutan suara di Senat dan satu lagi yang diharapkan di DPR. Langkah tersebut bertujuan untuk mengamankan pengeluaran sebelum tunjangan pengangguran khusus berakhir pada 15 Maret.
Harapan untuk lebih banyak stimulus juga mendorong saham global ke rekor baru pada Jumat (5/2/2021), seperti yang diukur oleh indeks MSCI yang melacak saham-saham seluruh dunia.
Minyak, juga, naik menuju 60 dolar AS per barel dan mencapai harga tertinggi dalam satu tahun karena prospek kebangkitan ekonomi dan pembatasan pasokan oleh produsen.
Baca juga: Harga minyak sentuh tertinggi satu tahun, Brent dekati 60 dolar
Stimulus agresif memicu ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dan menambah minat pasar terhadap data harga konsumen baru yang akan dirilis minggu depan, tulis analis di ING pada Jumat malam (5/2/2021). Dampak terhadap dolar bisa datang melalui apa yang dikatakan data harga tentang suku bunga setelah mengurangi inflasi, kata mereka.
Analis dan investor telah menimbang apakah penguatan dolar tahun ini merupakan reaksi sementara terhadap penurunan 7,0 persen pada tahun lalu atau pergeseran jangka panjang dari pesimisme dolar.
Indeks dolar masih naik 1,2 persen sepanjang tahun ini. Kenaikannya telah didukung oleh imbal hasil obligasi AS jangka panjang yang lebih tinggi, yang mendorong pedagang untuk memposisikan pengeluaran fiskal besar-besaran.
Mata uang kripto, bitcoin dan ether tampaknya mendapat manfaat dari jatuhnya dolar pada Jumat (5/2/2021), masing-masing naik 2,0 persen dan 7,0 persen.
Kontrak berjangka pada ether, juga dikenal sebagai ethereum, akan mulai diperdagangkan pada Minggu malam (7/2/2021) di bursa derivatif CME di mana bitcoin berjangka telah diperdagangkan sejak 2017.
Baca juga: Elon Musk sebut bitcoin "di ambang" untuk diterima luas oleh investor
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,5 persen menjadi 91,028, tetapi masih mempertahankan kenaikan mingguan 0,6 persen.
Euro menguat 0,7 persen menjadi 1,2042 dolar, merupakan kenaikan harian terbesarnya dalam lebih dari dua bulan setelah laporan, yang dikatakan oleh Marc Chandler, ahli strategi di Bannockburn Global Forex, melakukan lebih banyak untuk memaksa pedagang jangka pendek menyesuaikan posisi long-dollar dan short-euro daripada mengubah prospek ekonomi untuk pemulihan AS yang lebih kuat dari rekan-rekannya.
“Ini memaksa beberapa posisi long-dollar keluar,” kata Chandler. “Ini tidak benar-benar mengubah apa yang diharapkan untuk PDB kuartal pertama di AS. Pemposisian pasar adalah cerita yang berbeda.”
Baca juga: Harga emas melonjak 21,8 dolar, tembus di atas 1.800 dolar
Laporan tersebut menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS rebound kurang dari yang diharapkan pada Januari dan kehilangan pekerjaan pada bulan sebelumnya lebih dalam dari yang diperkirakan, memperkuat alasan untuk uang bantuan tambahan guna membantu pemulihan dari pandemi COVID-19.
Greenback turun 0,1 persen terhadap yen di 105,42.
Perubahan yang lebih moderat terhadap yen, kata Chandler, konsisten dengan imbal hasil obligasi AS jangka panjang yang naik tipis sebagai reaksi terhadap laporan tersebut, dan dukungan yang diberikannya untuk pengeluaran pemerintah tambahan buat merangsang ekonomi.
Selisih antara imbal hasil obligasi pemerintah dua tahun dan 10 tahun, yang dipandang sebagai indikator ekspektasi ekonomi, melebar hingga 106 basis poin dan terbesar sejak Mei 2017.
Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, dipicu kekhawatiran naiknya kasus COVID-19
Presiden AS Joe Biden mengutip laporan itu ketika ia dan sekutu Demokratnya mendorong langkah-langkah menuju paket bantuan COVID-19 senilai 1,9 miliar dolar AS, termasuk pemungutan suara di Senat dan satu lagi yang diharapkan di DPR. Langkah tersebut bertujuan untuk mengamankan pengeluaran sebelum tunjangan pengangguran khusus berakhir pada 15 Maret.
Harapan untuk lebih banyak stimulus juga mendorong saham global ke rekor baru pada Jumat (5/2/2021), seperti yang diukur oleh indeks MSCI yang melacak saham-saham seluruh dunia.
Minyak, juga, naik menuju 60 dolar AS per barel dan mencapai harga tertinggi dalam satu tahun karena prospek kebangkitan ekonomi dan pembatasan pasokan oleh produsen.
Baca juga: Harga minyak sentuh tertinggi satu tahun, Brent dekati 60 dolar
Stimulus agresif memicu ekspektasi inflasi yang lebih tinggi dan menambah minat pasar terhadap data harga konsumen baru yang akan dirilis minggu depan, tulis analis di ING pada Jumat malam (5/2/2021). Dampak terhadap dolar bisa datang melalui apa yang dikatakan data harga tentang suku bunga setelah mengurangi inflasi, kata mereka.
Analis dan investor telah menimbang apakah penguatan dolar tahun ini merupakan reaksi sementara terhadap penurunan 7,0 persen pada tahun lalu atau pergeseran jangka panjang dari pesimisme dolar.
Indeks dolar masih naik 1,2 persen sepanjang tahun ini. Kenaikannya telah didukung oleh imbal hasil obligasi AS jangka panjang yang lebih tinggi, yang mendorong pedagang untuk memposisikan pengeluaran fiskal besar-besaran.
Mata uang kripto, bitcoin dan ether tampaknya mendapat manfaat dari jatuhnya dolar pada Jumat (5/2/2021), masing-masing naik 2,0 persen dan 7,0 persen.
Kontrak berjangka pada ether, juga dikenal sebagai ethereum, akan mulai diperdagangkan pada Minggu malam (7/2/2021) di bursa derivatif CME di mana bitcoin berjangka telah diperdagangkan sejak 2017.
Baca juga: Elon Musk sebut bitcoin "di ambang" untuk diterima luas oleh investor
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: