Jakarta (ANTARA) - Pemerhati pendidikan Indra Charismiadji mengatakan perlu adanya pemetaan kondisi siswa di Tanah Air untuk mencegah dampak loss of learning atau kehilangan kesempatan belajar akibat pandemi COVID-19.
“Perlu pemetaan kondisi siswa di tiap daerah, karena setiap daerah kondisinya geografis dan infrastrukturnya juga berbeda-beda,” ujar Indra di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan pandemi COVID-19 membuat siswa kesulitan belajar. Selain kendala infrastruktur juga siswa dan guru masih gagap dengan pendidikan jarak jauh (PJJ).
Negara-negara lain, lanjut dia, sudah terbiasa dengan PJJ terutama pembelajaran daring.
Baca juga: Eks Mendikbud: "learning loss" perparah kemiskinan pendidikan
Baca juga: Pegiat pendidikan dorong penarapan paket belajar nondigital
“Jadi yang mengalami loss of learning adalah negara-negara yang masyarakatnya masih miskin,” ujar dia.
Permasalahan loss of learning tidak terjadi dikarenakan ada pandemi. Hanya saja saat pandemi, orang tua mendampingi anaknya dan melihat kondisi belajar anak yang sesungguhnya.
Jika dikaitkan motivasi belajar anak yang menurun, seperti anak cepat bosan sehingga tidak mau belajar, merupakan cerminan kondisi yang ada di kelas.
“Saat PJJ, banyak materi yang dibahas dengan cara yang sama oleh guru,” kata dia.
Jika kondisi loss of learning itu dibiarkan, Indra khawatir sumber daya manusia (SDM) semakin menurun karena siswa tidak bisa belajar dan mengembangkan diri.
Indra mendorong Kemdikbud untuk melakukan pengembangan mutu guru agar dapat mengajar PJJ dengan baik. Selain itu juga perlu bantuan gawai, pulsa dan perbaikan jaringan internet.*
Baca juga: Nadiem dorong daerah 3T untuk lakukan pembelajaran tatap muka
Pemerhati: Perlu pemetaan untuk cegah "loss of learning"
5 Februari 2021 21:25 WIB
Direktur Eksekutif CERDAS, Indra Charismiadji, di Jakarta, Senin. (ANTARA/ Indriani)
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: