LMAN siapkan tiga strategi percepat pendanaan pengadaan lahan
5 Februari 2021 16:11 WIB
Tangkapan layar Direktur Pendanaan Lahan LMAN Qoswara saat memberikan paparan dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Jumat. (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) menyiapkan tiga strategi untuk mempercepat pendanaan pengadaan lahan untuk proyek-proyek infrastruktur dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pada tahun ini.
Direktur Pendanaan Lahan LMAN Qoswara mengatakan, strategi pertama adalah pembinaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan tanah yang dinilai krusial dalam mempercepat pendanaan lahan.
"Pertama, ini sederhana tapi kunci terpenting untuk percepatan pengadaan tanah ada di PPK. Kenapa? Karena dokumen yang bagus kualitasnya, akan cepat dilakukan pembayaran. Dan ini kita harus membina PPK-nya. Sebenarnya selama ini sudah kita lakukan tapi kita coba jadwalkan lebih serius dan terkoordinir dengan baik. Kita coba secara periodik," ujar Qoswara dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Sri Mulyani: Pengelola aset negara harus berpikir produktif dan kritis
Strategi kedua, lanjut Qoswara, adalah pertemuan bulanan atau monthly meeting dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian/Lembaga dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), serta pihak lainnya.
"Ini sebenarnya dilakukan juga pada saat ini dengan beberapa stakeholders kami, terutama K/L besar tadi plus KPPIP. Intinya ingin mengetahui berapa rencana penyerapan, kemudian kita lihat kembali dievaluasi kenapa tidak terserapnya, ada gak sih bottleneck di sana. Kita coba cari solusi agar semakin cepat," kata Qoswara.
Sedangkan strategi terakhir yaitu percontohan atau piloting aplikasi milik LMAN yang ditujukan untuk mempermudah tugas dan fungsi LMAN dalam melakukan optimalisasi aset negara dan pendanaan pengadaan lahan.
"Nanti piloting awal kami terapkan untuk sektor pelabuhan dan kereta api terlebih dahulu, karena relatif tidak terlalu banyak dibandingkan sektor jalan tol dan bendungan. Jadi kita coba dengan yang tidak terlalu banyak, kita perbaiki. Setelah baik, insya Allah bisa dilanjutkan untuk sektor besar tadi jalan tol dan bendungan," ujar Qoswara.
Baca juga: LMAN optimalkan aset dan pendanaan lahan dukung pemulihan ekonomi
Pada 2021, LMAN telah menyiapkan dana pembebasan lahan untuk kebutuhan 2021 sejumlah Rp11,12 triliun dengan rincian untuk jalan tol Rp5,93 triliun dan untuk sumber daya air. Rp5,19 triliun
"Jalan tol terbagi untuk 45 ruas tol. Sebagian besar tol-tol yang sudah berjalan selama ini termasuk untuk pengadaan tanah, begitu pula dengan bendungan sebagian besar meneruskan pengadaan tanah yang masih berjalan. Irigasi juga sama," kata Qoswara.
Ia berharap, dengan strategi tersebut dana yang ada di LMAN untuk pengadaan tanah dapat tersalurkan dengan lebih cepat sehingga proyeknya tetap bisa terealisasi dan masyarakat bisa menikmati infrastruktur tersebut.
Baca juga: LMAN gunakan PMN 2021 Rp11,12 trilun untuk lahan tol dan bendungan
Baca juga: LMAN danai pengadaan lahan 83 proyek strategis senilai Rp62,14 triliun
Direktur Pendanaan Lahan LMAN Qoswara mengatakan, strategi pertama adalah pembinaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan tanah yang dinilai krusial dalam mempercepat pendanaan lahan.
"Pertama, ini sederhana tapi kunci terpenting untuk percepatan pengadaan tanah ada di PPK. Kenapa? Karena dokumen yang bagus kualitasnya, akan cepat dilakukan pembayaran. Dan ini kita harus membina PPK-nya. Sebenarnya selama ini sudah kita lakukan tapi kita coba jadwalkan lebih serius dan terkoordinir dengan baik. Kita coba secara periodik," ujar Qoswara dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Sri Mulyani: Pengelola aset negara harus berpikir produktif dan kritis
Strategi kedua, lanjut Qoswara, adalah pertemuan bulanan atau monthly meeting dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian/Lembaga dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), serta pihak lainnya.
"Ini sebenarnya dilakukan juga pada saat ini dengan beberapa stakeholders kami, terutama K/L besar tadi plus KPPIP. Intinya ingin mengetahui berapa rencana penyerapan, kemudian kita lihat kembali dievaluasi kenapa tidak terserapnya, ada gak sih bottleneck di sana. Kita coba cari solusi agar semakin cepat," kata Qoswara.
Sedangkan strategi terakhir yaitu percontohan atau piloting aplikasi milik LMAN yang ditujukan untuk mempermudah tugas dan fungsi LMAN dalam melakukan optimalisasi aset negara dan pendanaan pengadaan lahan.
"Nanti piloting awal kami terapkan untuk sektor pelabuhan dan kereta api terlebih dahulu, karena relatif tidak terlalu banyak dibandingkan sektor jalan tol dan bendungan. Jadi kita coba dengan yang tidak terlalu banyak, kita perbaiki. Setelah baik, insya Allah bisa dilanjutkan untuk sektor besar tadi jalan tol dan bendungan," ujar Qoswara.
Baca juga: LMAN optimalkan aset dan pendanaan lahan dukung pemulihan ekonomi
Pada 2021, LMAN telah menyiapkan dana pembebasan lahan untuk kebutuhan 2021 sejumlah Rp11,12 triliun dengan rincian untuk jalan tol Rp5,93 triliun dan untuk sumber daya air. Rp5,19 triliun
"Jalan tol terbagi untuk 45 ruas tol. Sebagian besar tol-tol yang sudah berjalan selama ini termasuk untuk pengadaan tanah, begitu pula dengan bendungan sebagian besar meneruskan pengadaan tanah yang masih berjalan. Irigasi juga sama," kata Qoswara.
Ia berharap, dengan strategi tersebut dana yang ada di LMAN untuk pengadaan tanah dapat tersalurkan dengan lebih cepat sehingga proyeknya tetap bisa terealisasi dan masyarakat bisa menikmati infrastruktur tersebut.
Baca juga: LMAN gunakan PMN 2021 Rp11,12 trilun untuk lahan tol dan bendungan
Baca juga: LMAN danai pengadaan lahan 83 proyek strategis senilai Rp62,14 triliun
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: