Bulog Jateng jamin stok beras aman sampai Lebaran
5 Februari 2021 14:05 WIB
Ilustrasi - Petugas memeriksa kondisi beras saat kunjungan Tim Sergap dari Staf Teritorial Angkatan Darat di Gudang Bulog Bondansari Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (14/2/2019). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc.
Semarang (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah menjamin stok beras yang dimiliki saat ini bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2021, apalagi pada Maret-April 2021 di sejumlah daerah akan memasuki masa panen raya.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Miftahul Ulum dalam keterangan persnya di Semarang, Jumat, mengatakan seluruh stok beras yang ada tersimpan di 30 kompleks pergudangan di wilayahnya dan ketersediaannya mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan maupun pasokan beras di pasaran tetap aman, bahkan stok yang ada saat ini jumlahnya masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran," kata Miftahul.
Menurutnya, panen raya yang diprediksi sebelum awal puasa akan mampu menambah stok pengadaan beras dan Perum Bulog Kanwil Jateng saat ini juga terus menyalurkan beras ke pasaran melalui masing-masing cabang.
Baca juga: Bulog pastikan ketersediaan beras di DIY aman hingga awal 2021
Dijelaskannya stok beras yang tersedia di 30 kompleks pergudangan juga dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari kabupaten/kota terkait cadangan beras pemerintah kebencanaan dan setiap kabupaten/kota mendapat jatah 100 ton beras, sedang untuk provinsi sebanyak 200 ton beras yang digunakan di saat terjadi bencana alam.
"Bulog diminta untuk menyiapkan beras untuk cadangan bagi pemerintah daerah jika terjadi sesuatu hal kebencanaan. Tapi jika tidak ada kebencanaan, maka daerah tidak boleh mengajukannya. Seperti pada situasi erupsi Merapi di wilayah Klaten atau Boyolali, jika pemerintah masih mampu menanggulangi, maka biasanya tidak akan mengajukan," jelasnya.
Terkait pengadaan beras, Miftahul menambahkan pada tahun ini Perum Bulog Kanwil Jateng menargetkan sebanyak 204.000 ton dan target tersebut akan dipenuhi empat cabang di wilayah Jateng, kecuali eks Karesidenan Kedu dan Banyumas.
Baca juga: Bulog Sumut sudah beli 44.000 ton beras petani
"Kendala kami soal harga pembelian di tingkat petani, karena harga di pasaran lebih tinggi jika dibandingkan ketentuan HPP, sehingga Bulog tidak berani melakukan pembelian dan menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP," jelasnya.
Miftahul mengatakan untuk pengadaan masih mengacu ketentuan pemerintah, dengan Permendag Nomor 24, di mana harga beli Bulog ditetapkan Rp8.300 per kilogram.
Untuk memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini telah disusun sejumlah strategis, salah satunya dengan optimalisasi seluruh cabang di eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan Pati, untuk pendekatan kepada mitra-mitra petani dan calon mitra.
"Fokus kami nantinya pada on farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Dengan begitu, petani sebagai mitra kami juga mendapatkan harga yang sesuai," katanya.
Baca juga: Bulog Banyumas pastikan stok beras mencukupi hingga akhir tahun
Baca juga: Bulog jamin ketersediaan beras di Soloraya
Baca juga: Bulog: Beras lokal untuk penuhi kebutuhan komersial
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Miftahul Ulum dalam keterangan persnya di Semarang, Jumat, mengatakan seluruh stok beras yang ada tersimpan di 30 kompleks pergudangan di wilayahnya dan ketersediaannya mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan maupun pasokan beras di pasaran tetap aman, bahkan stok yang ada saat ini jumlahnya masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran," kata Miftahul.
Menurutnya, panen raya yang diprediksi sebelum awal puasa akan mampu menambah stok pengadaan beras dan Perum Bulog Kanwil Jateng saat ini juga terus menyalurkan beras ke pasaran melalui masing-masing cabang.
Baca juga: Bulog pastikan ketersediaan beras di DIY aman hingga awal 2021
Dijelaskannya stok beras yang tersedia di 30 kompleks pergudangan juga dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari kabupaten/kota terkait cadangan beras pemerintah kebencanaan dan setiap kabupaten/kota mendapat jatah 100 ton beras, sedang untuk provinsi sebanyak 200 ton beras yang digunakan di saat terjadi bencana alam.
"Bulog diminta untuk menyiapkan beras untuk cadangan bagi pemerintah daerah jika terjadi sesuatu hal kebencanaan. Tapi jika tidak ada kebencanaan, maka daerah tidak boleh mengajukannya. Seperti pada situasi erupsi Merapi di wilayah Klaten atau Boyolali, jika pemerintah masih mampu menanggulangi, maka biasanya tidak akan mengajukan," jelasnya.
Terkait pengadaan beras, Miftahul menambahkan pada tahun ini Perum Bulog Kanwil Jateng menargetkan sebanyak 204.000 ton dan target tersebut akan dipenuhi empat cabang di wilayah Jateng, kecuali eks Karesidenan Kedu dan Banyumas.
Baca juga: Bulog Sumut sudah beli 44.000 ton beras petani
"Kendala kami soal harga pembelian di tingkat petani, karena harga di pasaran lebih tinggi jika dibandingkan ketentuan HPP, sehingga Bulog tidak berani melakukan pembelian dan menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP," jelasnya.
Miftahul mengatakan untuk pengadaan masih mengacu ketentuan pemerintah, dengan Permendag Nomor 24, di mana harga beli Bulog ditetapkan Rp8.300 per kilogram.
Untuk memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini telah disusun sejumlah strategis, salah satunya dengan optimalisasi seluruh cabang di eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan Pati, untuk pendekatan kepada mitra-mitra petani dan calon mitra.
"Fokus kami nantinya pada on farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Dengan begitu, petani sebagai mitra kami juga mendapatkan harga yang sesuai," katanya.
Baca juga: Bulog Banyumas pastikan stok beras mencukupi hingga akhir tahun
Baca juga: Bulog jamin ketersediaan beras di Soloraya
Baca juga: Bulog: Beras lokal untuk penuhi kebutuhan komersial
Pewarta: Mahmudah/Nur Istibsaroh
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: