Jakarta (ANTARA) - Penjualan mobil hibrida listrik dan juga plug-in di Uni Eropa mengalami lonjakan yang cukup signifikan, tercatat penjualan kendaraan ramah lingkungan mencapai lebih dari 1 juta kendaraan tahun lalu, terhitung lebih dari 10 persen dari keseluruhan penjualan.

Lonjakan penjualan menunjukkan bahwa kendaraan listrik menjadi produk yang lebih utama setelah bertahun-tahun menjadi ceruk pasar dan capaian itu terjadi pada saat penjualan mobil di UE secara keseluruhan turun hampir 24 persen menjadi 9,9 juta karena COVID-19.

Baca juga: Nissan berkomitmen buat mobilitas EV aksesibel di ASEAN

Baca juga: Investasi industri baterai mobil listrik diproyeksi 17 miliar dolar AS


Data yang dirilis oleh European Automobile Manufacturers Association (ACEA), menunjukkan bahwa penjualan kendaraan hybrid full-electric dan plug-in melonjak menjadi 1,046 juta kendaraan berbeda jauh 2019 yang hanya 387.808.

Dikutip dari Reuters, Jumat, penjualan mobil hybrid naik 59 persen menjadi 1,182 juta tahun lalu, sementara penjualan kendaraan bensin dan diesel masing-masing turun 37 persen dan 32 persen.

Kendati demikian, bagaimanapun mobil bensin tetap menjadi penjual yang terbesar, terhitung ada sekitar 48 persen dari seluruh penjualan di UE.

Selain harus memenuhi target emisi karbon UE yang ketat, pembuat mobil juga mendapat subsidi pemerintah untuk kendaraan listrik sebagai bagian dari program pemulihan pandemi, terutama di Prancis dan Jerman.

Penjualan kendaraan listrik sepenuhnya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 538.772 dari 247.854 tahun sebelumnya.

Baca juga: Ford kucurkan Rp400 triliun untuk kuasai pasar mobil listrik

Baca juga: Kawasan ASEAN berpeluang tinggi adopsi mobil listrik, ini faktornya

Baca juga: Studi: Indonesia negara yang condong dukung kehadiran mobil listrik