Olimpiade
Coates sebut Olimpiade Tokyo "100 persen" kemungkinan besar digelar
5 Februari 2021 00:13 WIB
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati iklan Olimpiade Tokyo 2020 yang telah ditunda hingga 2021 karena wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 22 Januari 2021. ANTARA/REUTERS / Issei Kato/pri.
Jakarta (ANTARA) - Anggota senior Komite Olimpiade Internasional (IOC) John Coates yakin bahwa Olimpiade Tokyo "100 persen" kemungkinan besar tetap digelar sesuai jadwal pada Juli mendatang.
Dalam wawancara bersama Nikkei Asia, Coates mengatakan keputusan tentang apakah penonton diizinkan hadir pada Olimpiade akan ditetapkan secepatnya pada Maret atau April.
“Itu keputusan sulit, tapi Olimpiade akan dilaksanakan,” kata Coates dikutip Reuters, Kamis.
“IOC, komite penyelenggara, pemerintah Jepang, dan pemerintah kota Tokyo telah bertekad menyelenggarakan Olimpiade sejak pandemi COVID-19 muncul pada Februari tahun lalu... Kami tak melihat adanya kendala apa pun untuk itu,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade terbitkan panduan cegah COVID-19 di Tokyo 2021
Baca juga: Paris 2024 siapkan rencana darurat jika pandemi masih berlanjut
Panitia Tokyo 2020 dan pemerintah Jepang optimistis dapat melangsungkan Olimpiade yang dijadwalkan digelar pada 23 Juli - 8 Agustus kendati mendapat penolakan dari warganya.
Menurut jajak pendapat terbaru, hampir 80 persen publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade seperti yang dijadwalkan.
Penolakan semakin kencang setelah Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo yang juga mantan Perdana Menteri Jepang Yoshiro Muto melontarkan komentar berbau seksisme dengan mengatakan bahwa rapat dewan akan berlangsung lebih lama karena anggota perempuan terlalu banyak berbicara.
Namun dia mengaku menyesal dan telah meminta maaf atas komentarnya tersebut. Kendali banyak dikecam, ia tak berniat untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca juga: Jepang pastikan keberlangsungan Olimpiade Tokyo meski masih pandemi
Baca juga: Komite Olimpiade ingin periksa alasan kekhawatiran publik Jepang
Dalam wawancara bersama Nikkei Asia, Coates mengatakan keputusan tentang apakah penonton diizinkan hadir pada Olimpiade akan ditetapkan secepatnya pada Maret atau April.
“Itu keputusan sulit, tapi Olimpiade akan dilaksanakan,” kata Coates dikutip Reuters, Kamis.
“IOC, komite penyelenggara, pemerintah Jepang, dan pemerintah kota Tokyo telah bertekad menyelenggarakan Olimpiade sejak pandemi COVID-19 muncul pada Februari tahun lalu... Kami tak melihat adanya kendala apa pun untuk itu,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade terbitkan panduan cegah COVID-19 di Tokyo 2021
Baca juga: Paris 2024 siapkan rencana darurat jika pandemi masih berlanjut
Panitia Tokyo 2020 dan pemerintah Jepang optimistis dapat melangsungkan Olimpiade yang dijadwalkan digelar pada 23 Juli - 8 Agustus kendati mendapat penolakan dari warganya.
Menurut jajak pendapat terbaru, hampir 80 persen publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade seperti yang dijadwalkan.
Penolakan semakin kencang setelah Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo yang juga mantan Perdana Menteri Jepang Yoshiro Muto melontarkan komentar berbau seksisme dengan mengatakan bahwa rapat dewan akan berlangsung lebih lama karena anggota perempuan terlalu banyak berbicara.
Namun dia mengaku menyesal dan telah meminta maaf atas komentarnya tersebut. Kendali banyak dikecam, ia tak berniat untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca juga: Jepang pastikan keberlangsungan Olimpiade Tokyo meski masih pandemi
Baca juga: Komite Olimpiade ingin periksa alasan kekhawatiran publik Jepang
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021
Tags: