1.955 tenaga kesehatan di Jaktim sudah divaksin COVID-19 dosis kedua
2 Februari 2021 11:39 WIB
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan (nakes) saat vaksinasi massal di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta menggelar vaksinasi COVID-19 secara massal dan serentak untuk menekan penyebaran di kalangan nakes. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.955 tenaga kesehatan di wilayah Jakarta Timur telah menerima vaksin COVID-19 dosis kedua, ujar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan.
"Tenaga kesehatan yang sudah divaksin dosis dua ada 1.955 orang. Sedangkan yang belum divaksin dosis dua sebanyak 9.789 orang," katanya di Jakarta, Selasa.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi peserta sejak vaksinasi COVID-19 dosis satu digelar pada Rabu (13/1). Interval pemberian vaksin dosis satu ke dosis dua berjarak 14 hari sejak penyuntikan pertama berlangsung.
Indra mengatakan peserta vaksinasi dosis kedua adalah tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin dosis satu yang dilaporkan sebanyak 11.744 peserta.
Sementara jumlah tenaga medis yang belum menerima vaksin dosis satu hingga saat ini berjumlah 12.244 orang.
Sudin Kesehatan Jakarta Timur telah memperoleh pasokan sebanyak 49.424 vial vaksin COVID-19 hingga 31 Januari 2021.
Seluruh vaksin tersebut telah didistribusikan menuju 113 fasilitas kesehatan seperti klinik, Puskesmas dan rumah sakit di sepuluh wilayah kecamatan Jakarta Timur untuk kegiatan vaksinasi COVID-19 gelombang pertama bagi tenaga medis.
Baca juga: 42 persen nakes di Jakarta telah disuntik vaksin COVID-19
Baca juga: Tidak ada efek samping dari vaksinasi di Jakarta
Secara terpisah, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan mayoritas perawat yang belum terdata menerima vaksinasi COVID-19 dosis satu. Salah satunya karena faktor tekanan darah.
"Kalau pengalaman kita pada saat vaksinasi tahap pertama, banyak tenaga kesehatan yang gagal karena tekanan darahnya di atas normal. Itu terjadi bisa karena ketakutan atau kecemasan dan lain sebagainya," katanya.
Menurut Harif, program vaksinasi COVID-19 terhadap 11 persen tenaga kesehatan di Indonesia terpaksa ditunda karena persoalan tekanan darah.
"Petugas kesehatan banyak yang ditunda proses vaksinasi karena tekanan darahnya malah naik di atas normal. Itu yang saya tahu berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan," katanya.
Tensi darah normal merupakan salah satu persyaratan untuk ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 sebab berpengaruh pada reaksi vaksin di dalam tubuh.
"Tenaga kesehatan yang sudah divaksin dosis dua ada 1.955 orang. Sedangkan yang belum divaksin dosis dua sebanyak 9.789 orang," katanya di Jakarta, Selasa.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi peserta sejak vaksinasi COVID-19 dosis satu digelar pada Rabu (13/1). Interval pemberian vaksin dosis satu ke dosis dua berjarak 14 hari sejak penyuntikan pertama berlangsung.
Indra mengatakan peserta vaksinasi dosis kedua adalah tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin dosis satu yang dilaporkan sebanyak 11.744 peserta.
Sementara jumlah tenaga medis yang belum menerima vaksin dosis satu hingga saat ini berjumlah 12.244 orang.
Sudin Kesehatan Jakarta Timur telah memperoleh pasokan sebanyak 49.424 vial vaksin COVID-19 hingga 31 Januari 2021.
Seluruh vaksin tersebut telah didistribusikan menuju 113 fasilitas kesehatan seperti klinik, Puskesmas dan rumah sakit di sepuluh wilayah kecamatan Jakarta Timur untuk kegiatan vaksinasi COVID-19 gelombang pertama bagi tenaga medis.
Baca juga: 42 persen nakes di Jakarta telah disuntik vaksin COVID-19
Baca juga: Tidak ada efek samping dari vaksinasi di Jakarta
Secara terpisah, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan mayoritas perawat yang belum terdata menerima vaksinasi COVID-19 dosis satu. Salah satunya karena faktor tekanan darah.
"Kalau pengalaman kita pada saat vaksinasi tahap pertama, banyak tenaga kesehatan yang gagal karena tekanan darahnya di atas normal. Itu terjadi bisa karena ketakutan atau kecemasan dan lain sebagainya," katanya.
Menurut Harif, program vaksinasi COVID-19 terhadap 11 persen tenaga kesehatan di Indonesia terpaksa ditunda karena persoalan tekanan darah.
"Petugas kesehatan banyak yang ditunda proses vaksinasi karena tekanan darahnya malah naik di atas normal. Itu yang saya tahu berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan," katanya.
Tensi darah normal merupakan salah satu persyaratan untuk ikut serta dalam vaksinasi COVID-19 sebab berpengaruh pada reaksi vaksin di dalam tubuh.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021
Tags: