Magelang, Jateng (ANTARA) - Sebanyak 265 warga lereng Gunung Merapi Dusun Babadan I Desa Paten meninggalkan tempat pengungsian di Desa Banyurojo Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah untuk pulang ke rumah masing-masing karena wilayah tersebut dirasa cukup aman dari bahaya Gunung Merapi.

Koordinator Pengungsi Babadan 1 Sudasri di Magelang, Senin, mengatakan meskipun pulang dari pengungsian masyarakat tetap diminta waspada seandainya ada aba-aba bahaya Merapi.

"Kami harus segera turun tidak usah menunggu instruksi dari BPBD ketika melihat Merapi bahaya, kami harus segera turun ke Banyurojo," katanya.

Baca juga: Pengungsi Merapi di barak Glagaharjo sudah pulang ke rumah

Menurut dia yang masih dikhawatirkan warga yaitu apabila terjadi letusan eksplosif karena ada lontaran material, namun kalau efosif tidak terlalu bahaya.

"Kampung kami berada 5 kilometer dari puncak Merapi, sedangkan ancaman sekarang kalau eksplosif hanya radius 3 kilometer dari puncak sehingga kami merasa lebih aman dan kami menyatakan pulang sementara, seandainya ada apa-apa dengan Merapi kami harus menjauh dan ke Banyurojo lagi," katanya.

Baca juga: Pengungsi dari lereng Gunung Merapi di Sleman dipulangkan

Ia menyampaikan mulai mengungsi pada 6 November 2020 dan sempat pulang pada 15 Desember 2020 dan kembali ke Banyurojo lagi pada 5 Januari 2021 dan hari ini pulang. Nanti kalau ada peningkatan aktivitas Merapi masyarakat siap kembali lagi ke Banyurojo.

Kepala Desa Banyuro, Kecamatan Mertoyudan Iksan Maksum menyampaikan untuk pemulangan kedua ini kemarin sudah dilakukan rapat antara Pemdes Banyurojo, Pemdes Paten, perwakilan pengungsi, dan disaksikan BPBD Kabupaten Magelang.

Baca juga: Sejumlah warga lereng Merapi pilih konsep "sister family"

"Memang ada kesepakatan untuk pulang hari ini, karena ancaman dari Merapi juga arah bukan ke barat laut tetapi ke barat daya sehingga mereka menganggap lebih aman meskipun kepulangan tetap sementara," katanya.

Ia meminta warga Dusun Babadan I untuk senantiasa memantau atau siaga terhadap perkembangan aktivitas Merapi.

Menurut dia barak pengungsian ini paling tidak sampai tanggap darurat atau sampai nanti status Merapi dituruinkan.

"Barak setelah dibersihkan kemudian kami tutup, logistik tetap masih ada untuk persediaan sewaktu-waktu mereka turun lagi," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang Pranowo mengatakan pengungsi minta pulang secara mandiri dan BPBD mempersilakannya, tetapi sewaktu-waktu ada kewaspadaan yang perlu diperhatikan maka mereka harus kembali lagi ke pengungsian.

Ia menyampaikan untuk wilayah Kabupaten Magelang, pengungsi di Banyurojo ini merupakan pengungsi terakhir yang pulang, untuk pengungsi di beberapa titik yang lain sudah pulang sebelumnya.

"Kami tetap ada posko siaga di Pendapa Kabupaten Magelang, untuk barak tetap dijaga oleh masing-masing desa sewaktu-waktu ada pengungsi lagi kami siap," katanya.