Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa PDI Perjuangan berkomitmen menumbuhkan kebanggaan atas tradisi nusantara, termasuk sarung yang sudah menjadi tradisi nusantara, sekaligus ciri khas Nahdlatul Ulama (NU).
Hasto dalam perayaan Harlah ke-95 NU yang digelar DPP PDIP secara virtual, Minggu, tampil memakai sarung, dan seketika ditanya alasannya oleh dai Gus Miftah dalam momentum diskusi.
Hasto menyampaikan bahwa bangga terhadap tradisi nusantara memang ditumbuhkan oleh partai berlambang banteng moncong putih tersebut, khususnya oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang mendapat ilmu tersebut dari ayahnya yang juga Proklamator RI, Bung Karno.
Saat menjabat Presiden, kata dia, Bung Karno kerap menerima tamu yang datang hanya dengan sarung dan sandal dan ternyata mereka adalah para kiai NU.
Itulah, kata Hasto, kesan pertama Megawati terhadap para kiai.
"Ketika saya masuk ke PDI Perjuangan, betul-betul diajarkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dalam setiap kaderisasi, agar kita punya kesadaran ideologis, kesadaran terhadap sejarah. Republik ini dibangun dengan susah payah oleh mereka yang berkeringat, termasuk NU dan PDI Perjuangan, kita sama-sama, satu saudara. Itu yang diajarkan Ibu Megawati kepada seluruh kader partai, itu yang menghayati kami sehingga kami bertemu dengan NU enggak perlu adaptasi, karena kami satu saudara," ujar Hasto.
Atas itu pula, kata Hasto, ketika menjadi Presiden, Megawati tanpa segan mendukung kemerdekaan Palestina, dan begitupun ketika menolak permintaan Presiden AS George Bush agar Indonesia mendukung serangan ke Irak.
"George Bush menelepon 4 kali ke Ibu Mega agar mendukung aksi Amerika Serikat. Tapi Ibu Mega mengatakan, tanpa persetujuan PBB, no (tidak, Ted). karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Otomatis kami selalu dekat dengan NU," kata Hasto pula.
PDI Perjuangan menggelar perayaan Harlah ke-95 NU secara virtual, dengan dialog kebangsaan menghadirkan narasumber kader-kader PDI Perjuangan yang juga kader-kader NU, di antaranya Abdullah Azwar Anas, Ery Cahyadi, Gus Ipin, Gus Mis, Gus Falah, dan Abidin Fikri.
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, bersama ulama kondang Gus Miftah turut hadir memeriahkan perayaan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-95, Minggu yang dilaksanakan dari Gedung Kantor Pusat DPP PDIP, di Jalan Diponegoro, Jakarta, dengan tema "Rumah NUsantara".
Baca juga: Mega: PDIP-NU beriringan mampu atasi segala ancaman kebangsaan
Baca juga: Ganjar sebut NU punya peran penting jaga NKRI
Hasto: PDI Perjuangan tumbuhkan kebanggaan atas tradisi nusantara
31 Januari 2021 23:00 WIB
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat menghadiri perayaan Hari Lahir ke-95 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar PDI Perjuangan, di Jakarta, Minggu (31/1/2021). (ANTARA/HO-Dok Humas PDI Perjuangan)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: