Jakarta (ANTARA) - Melewati tahun sulit di tengah pandemi pada 2020, Kia tetap bisa mempertahankan penjualannya dengan baik, dengan total mengirimkan 2,61 juta unit kendaraan ke pelanggan, hanya turun 7,6 persen dibanding 2019.

Dengan total penjualan 535.400 unit di Korsel dan 2,05 juta unit di luar negeri, Kia mendapatkan laba operasi 2,1 triliun won, naik 2,8 persen, sedangkan laba bersihnya turun 17,7 persen menjadi 1,5 triliun won atau sekira Rp18,8 triliun.

Sementara untuk kuartal terakhir, Oktober-Desember 2020, Kia menjual total 742.695 unit di pasar global, turun tipis dari 742.733 unit dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Penjualan di Korea turun 5,2 persen menjadi 137.389 unit, karena tantangan berkelanjutan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 dan gangguan produk.

Penjualan di luar Korea naik 1,2 persen menjadi 605.306 dengan pemulihan yang kuat di AS, di samping pertumbuhan yang signifikan di India.

Laba operasi kuartal keempat perusahaan naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi KRW 1,28 triliun, dengan margin laba operasi 7,6 persen. Laba bersih perseroan juga meningkat menjadi KRW 976,8 miliar, naik 182 persen pada kuartal keempat itu.

Untuk 2021, Kia menargetkan penjualan global 2,92 juta unit, naik 12,1 persen dibandingkan volume penjualan global 2020. Perusahaan menargetkan penjualan di Korea sebanyak 535.000 unit dan penjualan di luar Korea 2,39 juta unit.

Kia akan terus meningkatkan jajaran produknya dengan model-model baru, termasuk peluncuran model kendaraan listrik baterai khusus pertamanya.

Dewan direksi Kia hari ini menyetujui rencana untuk membagikan dividen akhir tahun sebesar KRW 1.000 per saham.

Baca juga: Kia Motors ubah nama perusahaan

Baca juga: Kia luncurkan logo baru

Baca juga: Hyundai akan bangun pabrik bahan bakar hidrogen di China