Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah bergerak dalam kisaran ketat, menghentikan penurunan enam hari berturut-turut, saat investor berbalik arah karena menjadi tidak yakin akan stabilitas pasar saham yang telah menggerus logam mulia selama sepekan terakhir.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 9,1 dolar AS atau 0,49 persen menjadi ditutup pada 1.850,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (28/1/2021), harga emas berjangka jatuh 7,7 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.841,20 dolar AS per ounce.

Investor ritel menyerbu pasar saham selama seminggu terakhir untuk memanipulasi harga saham GameStop dan AMC Theaters, mendorong ekuitas AS jatuh dan mendukung emas. Investor juga prihatin dengan kemanjuran vaksin COVID-19 ketika kasus infeksi melonjak kembali di berbagai belahan dunia.

Baca juga: Sentimen risiko pudar, harga emas jatuh lagi 7,7 dolar AS

Harga emas berada di jalur terburuk di Januari sejak 2011, sesuatu yang oleh banyak analis dikaitkan dengan penguatan dolar baru-baru ini dan peningkatan fokus investor pada aset-aset yang akan mendapat manfaat dari pemulihan ekonomi. Emas turun 2,4 persen selama Januari.

Harga emas menemukan dukungan tambahan pada Jumat (29/1/2021) ketika indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun menjadi 79 pada Januari, lebih rendah dari pembacaan awal 79,2 pada di awal bulan dan 80,7 pada Desember.

Baca juga: Saham Prancis ditutup di zona merah, Indeks CAC 40 anjlok 2,02 persen

Namun demikian, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pendapatan pribadi AS meningkat 0,6 persen pada Desember, dan pengeluaran konsumsi pribadi turun hanya 0,2 persen, semuanya lebih baik dari yang diharapkan, membatasi kenaikan emas.

"Emas sebagian besar akan terus bergerak dalam kisaran sempit karena menunggu katalis yang tepat," kata Kepala Strategi Pasar CMC Markets, Michael McCarthy, seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Saham Jerman balik rugi, Indeks DAX 30 jatuh 1,71 persen

Lewatnya stimulus AS, potensi peningkatan inflasi dan serangkaian tindakan selanjutnya dari bank-bank sentral global akan menjadi kunci untuk emas, katanya. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap kemungkinan inflasi dari stimulus yang meluas.

Dolar telah naik 0,9 persen bulan ini dibantu oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan ekspektasi bahwa paket pengeluaran fiskal Presiden Joe Biden tidak akan sebesar 1,9 triliun dolar seperti yang diusulkan.

Baca juga: Saham Inggris rugi 3 hari beruntun, Indeks FTSE 100 anjlok 1,82 persen

"Dolar telah menjadi favorit safe-haven saat ini," kata Phillip Futures dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 99,2 sen atau 3,83 persen menjadi ditutup pada 26,914 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 6,8 dolar AS atau 0,63 persen menjadi menetap di 1.079,20 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Spanyol "memerah", Indeks IBEX 35 terpental 2,21 persen