Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman ditutup lebih rendah pada perdagangan Jumat (29/1/2021), berbalik melemah dari keuntungan sehari sebelumnya, dengan indeks acuan DAX 30 di Bursa Efek Frankfurt terpangkas 1,71 persen atau 233,06 poin, menjadi menetap di 13.432,87 poin. Indeks DAX 30 menguat 0,33 persen atau 45,47 poin menjadi 13.665,93 poin pada Kamis (28/1/2021), setelah anjlok 1,81 persen atau 250,53 poin menjadi 13.620,46 poin pada Rabu (27/1/2021), dan melonjak 1,66 persen atau 227,04 poin menjadi 13.870,99 poin pada Selasa (26/1/2021).
Dari 30 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen Indeks DAX 30, sebanyak 27 saham mengalami kerugian dan hanya tiga saham yang berhasil mencetak keuntungan.
Baca juga: Saham Prancis ditutup di zona merah, Indeks CAC 40 anjlok 2,02 persen
Perusahaan reasuransi Munich Re menderita kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya anjlok 3,40 persen.
Disusul oleh saham perusahaan jasa keuangan dan perbankan terkemuka Jerman Deutsche Bank yang kehilangan 3,34 persen, serta perusahaan perangkat lunak multinasional SAP berkurang 3,23 persen.
Di sisi lain, Covestro AG, perusahaan Jerman yang memproduksi berbagai bahan baku berbahan dasar poliuretan dan polikarbonat, berhasil meraih keuntungan terbesar (top gainer) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terangkat 1,19 persen.
Baca juga: Wall Street jatuh, Indeks Dow Jones merosot lebih dari 300 poin
Diikuti oleh saham perusahaan produsen otomotif Daimler yang menguat 0,92 persen, serta perusahaan manufaktur mesin pesawat terbang MTU Aero naik tipis 0,03 persen.
SAP adalah saham yang paling banyak diperdagangkan sepanjang hari, dengan nilai transaksi mencapai 527,46 juta euro (640,13 juta dolar AS).
Baca juga: Saham Jerman pulih dari kerugian, indeks DAX 30 bangkit 0,33 persen
Saham Jerman balik rugi, Indeks DAX 30 jatuh 1,71 persen
30 Januari 2021 04:31 WIB
Ilustrasi - Pergerakan turun Indeks DAX 30 di Bursa Saham Frankfurt, Jerman. ANTARA/Reuters.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: