Penanganan stunting jadi penilaian kinerja lurah dan camat di Jakpus
29 Januari 2021 17:13 WIB
Ilustrasi - Ketua Posyandu Balita Seruni 2 Nurhalipah, aktif jemput bola memberikan penyuluhan tentang gizi dan makanan tambahan bagi bayi dan balita di wilayah Kramat, Senen, Jakarta Pusat sejak Kamis (15/10). Pertamina mendorong kader-kader posyandu agar tetap melangsungkan kegiatan pelayanan kesehatan selama pandemi. (Foto Pertamina)
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan penanganan stunting atau anak kerdil rencananya menjadi salah satu penilaian kinerja lurah dan camat yang wilayahnya termasuk dalam zona rawan stunting.
"Penanganan stunting itu nanti kita jadikan penilaian kinerja buat lurah dan camat yang ada di Jakarta Pusat. Kalau misalnya ternyata nanti programnya sudah aktif dan saat dievaluasi tidak ada perubahan ya tentu kinerjanya kurang baik," kata Irwandi saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jumat.
Baca juga: Sudinkes Jakpus gencarkan edukasi terhadap ibu hamil cegah 'stunting'
Kecamatan Tanah Abang tercatat sebagai kelurahan dengan stunting paling banyak, ada enam kelurahan yang tercatat yaitu Kelurahan Bendungan Hilir, Kelurahan Karet Tengsin, Kelurahan Kebon Melati, Kelurahan Kampung Bali, Kelurahan Petamburan, dan Kelurahan Gelora.
Sementara empat kelurahan lainnya tersebar di kecamatan Sawah Besar, Johar Baru, dan Cempaka Putih.
Dengan temuan kasus itu, Pemerintah Jakarta Pusat akhirnya menyiapkan intervensi agar kasus stunting dapat dicegah.
Baca juga: Presiden tekankan BKKBN pegang kendali pencegahan stunting
Irwandi optimis untuk di wilayah Sawah Besar, Johar Baru, dan Cempaka Putih angka kasus stunting dapat ditekan hingga kasus anak kerdil itu tidak ada lagi.
Sementara untuk Tanah Abang, ia berharap dari 6 kelurahan yang terkonfirmasi memiliki angka stunting dapat berkurang sebanyak 80 persen.
Baca juga: Mencegah bayi stunting dari calon ibu
Untuk di Jakarta Pusat koordinasi antar sektor akan dipimpin oleh Badan Perencana dan Pembangunan Kota Jakarta Pusat.
Program intervensi stunting itu merupakan program Pemerintah Pusat yang mulai efektif pada Juli 2021.
"Penanganan stunting itu nanti kita jadikan penilaian kinerja buat lurah dan camat yang ada di Jakarta Pusat. Kalau misalnya ternyata nanti programnya sudah aktif dan saat dievaluasi tidak ada perubahan ya tentu kinerjanya kurang baik," kata Irwandi saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jumat.
Baca juga: Sudinkes Jakpus gencarkan edukasi terhadap ibu hamil cegah 'stunting'
Kecamatan Tanah Abang tercatat sebagai kelurahan dengan stunting paling banyak, ada enam kelurahan yang tercatat yaitu Kelurahan Bendungan Hilir, Kelurahan Karet Tengsin, Kelurahan Kebon Melati, Kelurahan Kampung Bali, Kelurahan Petamburan, dan Kelurahan Gelora.
Sementara empat kelurahan lainnya tersebar di kecamatan Sawah Besar, Johar Baru, dan Cempaka Putih.
Dengan temuan kasus itu, Pemerintah Jakarta Pusat akhirnya menyiapkan intervensi agar kasus stunting dapat dicegah.
Baca juga: Presiden tekankan BKKBN pegang kendali pencegahan stunting
Irwandi optimis untuk di wilayah Sawah Besar, Johar Baru, dan Cempaka Putih angka kasus stunting dapat ditekan hingga kasus anak kerdil itu tidak ada lagi.
Sementara untuk Tanah Abang, ia berharap dari 6 kelurahan yang terkonfirmasi memiliki angka stunting dapat berkurang sebanyak 80 persen.
Baca juga: Mencegah bayi stunting dari calon ibu
Untuk di Jakarta Pusat koordinasi antar sektor akan dipimpin oleh Badan Perencana dan Pembangunan Kota Jakarta Pusat.
Program intervensi stunting itu merupakan program Pemerintah Pusat yang mulai efektif pada Juli 2021.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: