Mendag bidik ekspor tumbuh 6,3 persen pada 2021
29 Januari 2021 15:27 WIB
Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membidik ekspor tumbuh 6,3 persen pada 2021, di mana sejalan dengan proyeksi IMF bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh 5,2 persen dengan volume perdagangan yang diperkirakan tumbuh sebesar 8,31 persen.
“Indonesia juga diprediksi akan tumbuh sekitar kalau lihat daripada banyak internasional adalah pertumbuhan Indonesia 4,4 persen hingga 6,1 persen. Saya bisa menargetkan untuk Kementerian Perdagangan Ekspor nonmigas kita telah ditetapkan target yaitu nonmigas kita tumbuh 6,3 persen,” kata Mendag dalam konferensi pers Trade Outlook 2021 yang disiarkan secara virtual, Jumat.
Mendag menyampaikan, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi tercapainya target peningkatan ekspor tahun ini, di antaranya suksesnya program vaksinasi yang tidak ganya di Indonesia, tetapi juga di negara mitra dagang terbesar RI.
Selain itu, akselerasi daripada undang-undang Cipta Kerja yang telah disahkan beberapa waktu lalu.
“Kita merasa bahwa kita bisa yakin tumbuh 6,3 persen dan tentunya ini adalah bagian-bagian yang kita ingin genjot ke depan,” ujar Mendag.
Baca juga: Peringkat eksportir Indonesia ke China naik
Baca juga: Ekspor Indonesia pada Desember 2020 capai 16,54 miliar dolar AS
Lutfi menambahkan akan menggenjot ekspor beberapa produk unggulan nasional ke depannya, di antaranya yakni komoditas otomotif yang akan diekspor ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Brazil, dan Myanmar.
Selanjutnya, komoditas logam dan produk logam dengan negara tujuan Turki, RRT, Emirat Arab dan Filipina. Kemudian komoditas karet dan produk karet untuk diekspor ke RRT, Australia dan Vietnam.
“Terakhir adalah elektronik, kita ingin membuka pasar elektronik kita terutama untuk AS, Australia dan RRT,” ujarnya.
Adapun Kemendag memproyeksi pertumbuhan ekspor nonmigas RI tumbuh di sejumlah negara mitra dagang utama, yaitu Republik Rakyat Tiongkok diprediksi tumbuh 7,87 persen. Kemudian ekspkr ke Amerika Serikat ditargetkan tumbuh 3,87 persen.
Kemudian, ekspor ke Jepang ditargetkan tumbuh setidaknya 3 persen, ke India dipatok tumbuh 8,67 persen, Singapura 3,84 persen. Sementara untuk Malaysia, Filipina, Korea Selatan Thailand, dan Vietnam diharapkan bisa tumbuh baik.
“Kita berharap bisa tumbuh baik, karena di sini ada produk-produk seperti tembaga, mobil penumpang, barang elektronik rumah tangga dan suku cadang kendaraan akan bisa tumbuh dengan sehat mudah-mudahan ini bisa tercapai sebagai outlook,” ujar Mendag.
Baca juga: Peneliti: Indonesia perlu tingkatkan ekspor ke negara nontradisional
Baca juga: Genjot ekspor ke Tiongkok, Mendag luncurkan platform dagang digital
Baca juga: Pemerintah perjuangkan otomotif RI dari hambatan ekspor ke Filipina
“Indonesia juga diprediksi akan tumbuh sekitar kalau lihat daripada banyak internasional adalah pertumbuhan Indonesia 4,4 persen hingga 6,1 persen. Saya bisa menargetkan untuk Kementerian Perdagangan Ekspor nonmigas kita telah ditetapkan target yaitu nonmigas kita tumbuh 6,3 persen,” kata Mendag dalam konferensi pers Trade Outlook 2021 yang disiarkan secara virtual, Jumat.
Mendag menyampaikan, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi tercapainya target peningkatan ekspor tahun ini, di antaranya suksesnya program vaksinasi yang tidak ganya di Indonesia, tetapi juga di negara mitra dagang terbesar RI.
Selain itu, akselerasi daripada undang-undang Cipta Kerja yang telah disahkan beberapa waktu lalu.
“Kita merasa bahwa kita bisa yakin tumbuh 6,3 persen dan tentunya ini adalah bagian-bagian yang kita ingin genjot ke depan,” ujar Mendag.
Baca juga: Peringkat eksportir Indonesia ke China naik
Baca juga: Ekspor Indonesia pada Desember 2020 capai 16,54 miliar dolar AS
Lutfi menambahkan akan menggenjot ekspor beberapa produk unggulan nasional ke depannya, di antaranya yakni komoditas otomotif yang akan diekspor ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Brazil, dan Myanmar.
Selanjutnya, komoditas logam dan produk logam dengan negara tujuan Turki, RRT, Emirat Arab dan Filipina. Kemudian komoditas karet dan produk karet untuk diekspor ke RRT, Australia dan Vietnam.
“Terakhir adalah elektronik, kita ingin membuka pasar elektronik kita terutama untuk AS, Australia dan RRT,” ujarnya.
Adapun Kemendag memproyeksi pertumbuhan ekspor nonmigas RI tumbuh di sejumlah negara mitra dagang utama, yaitu Republik Rakyat Tiongkok diprediksi tumbuh 7,87 persen. Kemudian ekspkr ke Amerika Serikat ditargetkan tumbuh 3,87 persen.
Kemudian, ekspor ke Jepang ditargetkan tumbuh setidaknya 3 persen, ke India dipatok tumbuh 8,67 persen, Singapura 3,84 persen. Sementara untuk Malaysia, Filipina, Korea Selatan Thailand, dan Vietnam diharapkan bisa tumbuh baik.
“Kita berharap bisa tumbuh baik, karena di sini ada produk-produk seperti tembaga, mobil penumpang, barang elektronik rumah tangga dan suku cadang kendaraan akan bisa tumbuh dengan sehat mudah-mudahan ini bisa tercapai sebagai outlook,” ujar Mendag.
Baca juga: Peneliti: Indonesia perlu tingkatkan ekspor ke negara nontradisional
Baca juga: Genjot ekspor ke Tiongkok, Mendag luncurkan platform dagang digital
Baca juga: Pemerintah perjuangkan otomotif RI dari hambatan ekspor ke Filipina
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: