Jakarta (ANTARA) - Puluhan orang yang tergabung dalam Barisan Organ Muda (BOM) menyoroti tayangan video pesta narkoba yang diduga melibatkan sekelompok narapidana di dalam lingkungan penjara Rumah Tahanan Salemba.

"Yang baru terjadi ini adalah viralnya video pesta sabu yang dilakukan narapidana di dalam rutan," kata Koordinator Aksi BOM, Ali Akbar, di Jakarta, Jumat.

Dalam tayangan video berdurasi 1 menit 19 detik yang beredar di sejumlah media massa sejak Kamis (28/1), tampak enam narapidana yang sedang berkerumun di dalam sel.

Baca juga: Kanwilkumham DKI Jakarta optimalkan program intelijen lapas

Ali Akbar menyebut bahwa sekelompok pria dalam rekaman video itu sedang berpesta narkoba diduga jenis sabu-sabu.

Dugaan sabu-sabu tersebut, kata dia, sebab dikonsumsi dengan cara dibakar dalam botol dan penggunanya menggunakan sedotan panjang.

Kritik dari massa BOM disampaikan dalam bentuk unjuk rasa di depan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (kanwilkumham) DKI, Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat siang.

Baca juga: Satres Narkoba Polres Jakbar gagalkan peredaran enam kilogram sabu

Ali mengatakan, aksi yang dilakukan pihaknya untuk meminta agar Kementerian Hukum dan HAM segera menindaklanjuti kejadian itu serta menjatuhkan saksi terhadap seluruh pihak yang terlibat.

Dikatakan Ali, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly harus segera mengambil tindakan mengingat pelanggaran tata tertib narapidana kerap terjadi di dalam rutan tersebut.

"Selama ini sudah banyak aturan yang telah dilanggar sehingga lapas dan rutan menjadi sarang narkotika," ujarnya.

Gerakan pemuda ini juga menyoroti struktural Rutan Salemba yang dinilai lemah hingga memicu pelanggaran hukum di dalam penjara.

Baca juga: Polres Jakbar ringkus kurir narkoba yang manfaatkan PPKM DKI

"Atas hal ini pastinya akan memunculkan sebuah kejahatan yang terstruktur," ujarnya.

Secara terpisah Kepala Rutan Salemba Yohanis Varianto mengatakan sudah mengetahui perihal tayangan video tersebut.

"Langsung kami cek dan mempelajari video yang beredar tersebut. Semua sudah bergerak atas hal itu," kata Yohanis kepada wartawan di Jakarta.

Yohanis menduga peristiwa yang terekam dalam video tersebut merupakan rekaman lama yang kembali beredar di tengah masyarakat.

"Ada kemungkinan kejadian itu sebelum saya menjabat sebagai Karutan. Karena setelah kami cek, sekarang sudah tidak ada lagi," kata pria yang menjabat sebagai Karutan Salemba sejak awal Januari 2021 itu.